Terkait hal ini, External Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita mengucapkan minimnya Premium ini memang sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
"Itu sesuai dengan Perpres 191 dimana, Premium masuk golongan jenis bahan bakar penugasan dimana tidak wajib didistribusikan pada wilayah Jawa, Madura, dan Bali," katanya di helatan Obrolan Ringan Otomotif, Mitos & Fakta Seputar BBM & Pelumas, Bogor, Senin (26/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM itu disebutkan ada tiga jenis BBM terdiri atas: a. Jenis BBM Tertentu; b. Jenis BBM Khusus Penugasan; dan c. Jenis BBM Umum.
Jenis BBM Tertentu terdiri atas Minyak Tanah (Kerosene) dan Minyak Solar (Gas Oil), BBM Khusus Penugasan merupakan BBM jenis Bensin (Gasoline) RON minimum 88 atau Premium untuk didistribusikan di wilayah penugasan (seluruh wilayah NKRI kecuali DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, DI Yogyakarta, dan Bali). Sedangkan jenis BBM umum terdiri atas seluruh jenis BBM di luar jenis BBM Tertentu dan BBM Khusus Penugasan.
Menurut Perpres ini, Jenis BBM Tertentu dan perencanaan volume kebutuhan tahunan serta perencanaan volume penjualan digunakan sebagai dasar penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu. Adapun penugasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu kepada Badan Usaha, menurut Perpres ini, dapat dilakukan melalui penunjukan langsung dan/atau melalui seleksi.
"Maka tak heran bahwa peredaran Premium sangat terbatas akhir-akhir ini. "Tapi saran saya lebih baik jangan gunakan RON di bawah rata-rata rekomendasi. Karena faktanya adalah bahwa kualitas udara di Jakarta itu jauh di bawah standar WHO," kata Arya.
"Apakah kita mau mengotori udara ini dengan BBM Anda? Itulah yang Anda harus jawab," tutupnya. (ruk/ddn)












































Komentar Terbanyak
Dipecat Gegara Ugal-ugalan, Begini Kata Sopir PO Rosalia Indah
Mobil Rp 150 Juta Banyak Seliweran, Kata Menko Airlangga Bikin Tambah Macet
Pabrikan Jepang Nggak Bisa Terus-terusan Ngotot dengan Mobil Hybrid