Lantas apa kelebihannya jika dibandingkan dengan bahan aluminium yang diklaim lebih ringan sehingga irit bahan bakar?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: TransJakarta Tambah 300 Unit Bus Low Entry |
"Steel ini material lebih mudah didapatkan. Ini bukan lokal (baja), tapi banyak di pasaran. Kayak material galvanis itu impor. Tapi lebih banyak yang pakai, dan di pasaran itu lebih banyak," ujar Direktur Teknikal TransJakarta, Wijinarko, kepada wartawan, di Ungaran, Jawa Tengah, Rabu (14/2/2018).
Karena bahannya yang mudah didapatkan, dengan menggunakan bahan metal proses produksi akan lebih cepat.
"Jadi belinya (baja) lebih cepat, makanya PO di sini jarang yang pakai aluminium. Pakainya steel (baja) supaya cepat dapat agar segera cepat dibuat," lanjut Wijinarko.
Technical Head Manager Karoseri Laksana, Stefan Arman, menambahkan bahan metal ini lebih fleksibel. "Jadi untuk bus terutama yang swasta karena butuh estetika, dengan baja ini tentu lebih fleksibel," katanya.
Selain itu, jika menggunakan aluminium namun tidak ada cetakannya akan merugikan perusahaan maupun konsumen yang memesan. "Karena kalau pakai aluminium harus menggunakan profil aluminium yang menggunakan cetakan. Jadi cetakan ini investasi. Jadi kalau ada permintaan di luar standar, kurang bisa diakomodasi kalau pakai aluminium," papar Stefan.
"Jadi aluminium pakai cetakan. Dan besi lebih fleksibel untuk dibentuk," lanjutnya.
Namun untuk bus low entry yang dipesan TransJakarta, kata Stefan, pada bagian panelnya sudah menggunakan bahan aluminium.
"Di TransJakarta panel juga aluminium. Cuma untuk rangka, karena pengadaan pas spesifikasi yang diminta pas kita ikut itu untuk menggunakan besi. Makanya kami pakai besi," tutupnya. (khi/rgr)
Komentar Terbanyak
Kok Bisa Oknum TNI Lawan Arah Ditegur Karyawan Zaskia Mecca Malah Mukul?
Permohonan Maaf Pemotor Nmax yang Viral Adang Bus di Tikungan
Komunitas Motor tapi Tak Tahu Etika: Adang Bus di Tikungan, Turunan, Marka Garis Solid