Miris, Tiap Jamnya 3 Nyawa Hilang Akibat Kecelakaan

Miris, Tiap Jamnya 3 Nyawa Hilang Akibat Kecelakaan

Ruly Kurniawan - detikOto
Rabu, 04 Okt 2017 17:37 WIB
Ilustrasi kecelakaan (Foto: Angling AP/detikcom)
Jakarta - Pengendara muda atau pemula (usia 15-24 tahun) kian menyesaki jalanan. Sayangnya mereka juga yang menyumbang angka kecelakaan terbanyak.

Menurut data kecelakaan Korlantas Polri di tahun 2017, jumlah kecelakaan kendaraan dari bulan Juni hingga Mei lebih dari 89.000 dimana usia 15-19 yang menduduki total terbanyak yakni 8.880 kasus. Mereka tercatat sebagai korban dan pelaku kecelakaan.

Lebih spesifik lagi pada kuartal kedua 2017, Korlantas Polri mencatat lebih dari 25.000 kejadian kecelakaan di Indonesia terjadi. Sepertiga dari jumlah tersebut yakni sekitar 8.700-an peristiwa melibatkan pengendara berumur 15-24 tahun (tergolong sebagai pengendara pemula).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan, data dari WHO menyebutkan tiap jamnya di Indonesia, 3 nyawa hilang akibat kecelakaan. Tiap tahun, lebih dari 1,2 juta jiwa yang meninggal. Ini sangat miris," kata AKBP Aldo Siahaan selaku Kasi Kemitraan Subdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri kepada wartawan di ajang peresmian Michelin Safety Academy (MSA), Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2017).

Untuk mengurangi angka kecelakaan saat berkendara, produsen ban Michelin bekerja sama dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Korlantas Polri membentuk Michelin Safety Academy (MSA).

Dalam program itu, 400 siswa dan siswi yang belum memiliki SIM dan telah berusia 16 tahun ke atas dari 10 SMA Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Cilegon terpilih untuk mengikuti program edukasi pada tanggal 7 dan 14 Oktober 2017 di Pusdik Lantas Polri Serpong. Beberapa peserta lulus yang terpilih akan langsung mendapatkan SIM resmi.

Dibantu oleh pelatih yang handal, diharapkan program tersebut mampu membantu Korlantas Polri untuk mengurangi angka kecelakaan khususnya di jalan raya.

"Kami sangat mendukung program kemitraan Korlantas bersama Michelin dalam upaya menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, terutama yang melibatkan pengendara pemula dari SMA," kata Kasi Kemitraan Subdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri AKBP Aldo Siahaan.

Aldo menambahkan, pengendara pemula sangat rentan terhadap pelanggaran lalu lintas. Bila hal tersebut (pelanggaran lalu lintas-Red) terus dilakukan, maka kecelakaan akan terjadi.

"Jika mereka tidak diperkenalkan bagaimana etika berkendara yang baik dan benar, ia tidak akan memahami peraturan lalu lintas. Pada akhirnya, kecelakaan pun tak akan terhindarkan. Jadi sangat penting untuk menanamkan budaya utamakan keselamatan, keamanan, dan ketertiban saat berkendara," ujarnya.

Michelin Safety Academy didukung oleh Federasi Otomotif Internasional atau Federation Internationale del Automobile (FIA), yang di Indonesia diwakili oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI). Para peserta akan memperoleh informasi mengenai persiapan dasar yang rutin dilakukan sebelum berkendara seperti pengecekan tekanan angin pada ban, memperhatikan kebugaran, memakai helm, hingga selalu siaga saat mengemudi dan berperilaku santun di jalan.

Selain itu, instruktur atau pengajar dari IMI Jakarta juga akan membantu melatih para murid terkait teknik pengereman dan cara menikung tajam dengan benar dan aman. Program edukasi ini akan diadakan di Pusdik Lantas Polri Serpong, Tangerang pada tanggal 7 dan 14 Oktober 2014.

"Jalanan di kota besar dipadati jutaan kendaraan setiap harinya. Kondisi ini tentunya menyulitkan para pengemudi pemula jika tidak dibekali ilmu pengetahuan yang memadai," kata Dodi Irawan selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat IMI.

"Kehadiran para pelatih dari kalangan profesional akan mampu menginspirasi dan mendidik para murid dengan cara yang lebih profesional dan menarik," tambahnya.

(ddn/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads