Sontak, hal ini membuat produsen otomotif geleng-geleng. Karena pabrikan seperti Isuzu, jelas bisa memproduksinya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Harusnya kita (Indonesia-Red) itu seperti Thailand. Lihat penjualan kendaraan di Thailand, di sana pasar domestik mereka hanya 800 unit. Sedangkan untuk ekspor-nya mencapai 1,2 juta unit. Tapi di Indonesia terbalik," ujar Marketing Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Ernando Demily.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana bisa disuruh investasi pabrik, tapi truk bekas boleh ke Indonesia," ujarnya.
"Pmerintah harus proteksi industri tanah air. Seperti mengenai diperbolehkan truk impor bekas, pemerintah mau buka (memperbolehkan truk bekas) 25 ton. Padahal untuk produk itu kita masih bisa produksi. Selama kita masih bisa produksi, harusnya yang lokal saja yang diutamakan," tambahnya.
Hal ini bukan tanpa alasan, karena pabrik Isuzu terbilang memiliki kapasitas produksi yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kita (Isuzu) punya kapasitas produksi 80.000 unit setahun. Jika digabungkan, kapasitas seluruh pabrik Indonesia mencapai 2 juta unit, sedangkan indonesia baru menyerap 1 jutaan unit. Sehingga kita bisa memenuhinya, asal diberi waktu untuk produksinya," tambahnya.
(lth/ddn)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK