βProblem di otomotif mungkin ada pengaruhnya. Tapi itu enggak terlalu banyak pengaruhnya. Masalah yang terkena dampak itu kan CBU, CBU itu kan kecil, enggak signifikan,β ujar Ketua III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Johnny Darmawan kepada detikOto.
Menurut pria yang besar di Toyota ini, kenaikan bea masuk konsepnya untuk mengurangi tingkat konsumsi masyarakat Indonesia dalam menggunakan produk impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun berbeda dengan yang diucapkan Johnny, CEO PT Garansindo Inter Global Muhammad Al Abdullah lebih berkata keras soal kenaikan bea masuk.
Dia menegaskan justru impor mobil sebagian besar (95 persen) datang dari negara-negara yang sudah memiliki perjanjian kerja sama dengan Indonesia. Seperti dari Thailand, Jepang dan negara lainnya. βMobil-mobil ini masuk tanpa bayar bea masuk,β ujarnya.
Sementara itu Garansindo justru membayar bea masuk, dan terdaftar sebagai salah satu penyetor bea masuk/pajak impor terbesar.
βKenapa kami selalu dianggap musuh oleh pemerintah, kami tiap tahun bayar raturan miliar untuk bea masuk, kami ini pembayar bea masuk terbesar di bea cukai apakah itu gak dianggap?,β ujarnya dengan nada tinggi.
(rgr/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru