Pabrikan pembuat truk trailer, Freightliner, yang merupakan anak perusahaan Daimler AG telah melakukan uji jalan truk trailer semi otonom alias semi tanpa sopir di Nevada, Amerika Serikat. Dengan uji coba itu, maka truk tersebut menjadi truk tanpa sopir pertama di dunia yang melaju di jalanan.
Seperti diwartakan CNN, Rabu (6/5/2015, meski dijalankan secara otomatis, namun dalam kondisi tertentu kehadiran seorang sopir di balik kemudi masih dibutuhkan. Campur tangan sopir itu diperlukan terutama jika truk berada di situasi kota atau pinggiran kota yang padat dengan lintasan sulit. Meski begitu, sang sopir tak perlu memegang kemudi, tetapi cukup menyesuaikan kontrol otomatis yang terprogram di sebuah tablet.
Itulah yang dipraktekkan di Nevada saat uji coba. Nevada adalah salah satu negara bagian di Negeri Paman Sam yang memberi izin bagi kendaraan otonom alias tanpa sopir beroperasi di jalanan. Ada undang-undang khusus yang memberikan kesempatan kepada mobil atau truk jenis itu berlalu-lalang di jalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang eksekutif Freightliner mengatakan, truk seperti itu akan membantu mengurangi kelelahan pengemudi. Walhasil, para pengemudi akan lebih produktif.

Memainkan tablet misalnya
Bahkan, Wolfgang Bernhard, yang memimpin divisi operasi truk komersial Daimler menyebut teknologi mengemudi otonom akan mendapatkan tempat di industri angkutan truk. Memang, itu semua membutuhkan waktu dan proses.
βKami tidak percaya bahwa setiap orang akan melompat dengan segera (langsung ke teknologi otonom),β ucapnya. βIni sebuah proses,β tambahnya.
Dia mempercayai pengujian jalan di Nevada itu merupakan bagian dari proses tersebut. Hanya, tak sedikit yang mempertanyakan antara manfaat dan biaya yang harus dikeluarkan industri angkutan jika harus menggunakan teknologi itu.
"Dari sudut pandang industri, itu akan menjadi pertanyaan antara biaya dengan manfaat (yang diperoleh)," kata Ted Scott, direktur teknik America Trucking Association.
Maklum, dengan menggunakan teknologi semi otonom itu, untuk menjalankan truk besar atau rig itu juga dibutuhkan seorang sopir profesional. Biaya untuk menyewa sopir itu tentu tak murah.
Tak hanya itu. Soal regulasi dan kesiapan para sopir untuk menngunakan teknologi itu juga masih dipertanyakan.
Direktur Urusan Regulasi Driver Owner Operator Independent Association, Scott Grenerth, yang mewakili para sopir truk partikelir adalah salah satu yang mempertanyakannya.
Dia mengaku, dengan pengalaman mengemudikan rig besar selama 13 tahun, dirinya masih akan gugup ketika harus mengontrol kendali truk yang mengandalkan sejumlah kamera dan sensor.
Soalnya, jarak henti truk yang panjang dan manuver yang terbatas dibutuhkan kemampuan dan feeling yang tepat untuk memprediksi apa yang akan terjadi di depan. Intuisi dan pengalaman sangat dibutuhkan, dan itu sulit untuk terprogram pada komputer.
(arf/ddn)
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah