Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noegardjito saat dihubungi detikOto Kamis (7/8/2014).
"Tidak berpengaruh kalau hanya pembatasan. Kalau seperti ini tidak ada pengaruhnya (pada penjualan)," ujar Noegardjito.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau naik baru ada pengaruhnya. Kalau begini tidak. Seperti 2005, itu (harga BBM) naik, penjualan jadi turun 40%," jelasnya.
Sementara itu General Manager Corporate Planning and Public Relation PT Toyota-Astra Motor Widyawati menuturkan Toyota pasti akan mengikuti keputusan pemerintah.
"Pasti ada dasarnya, itu pasti sudah dipikirkan matang. Kita Toyota tidak ada langkah khusus, menghadapi kebijakan ini," tambah Widyawati.
Senada dengan Noegardjito, Widyawati menuturkan kebijakan pemerintah ini tidak akan mengganggu penjualan mobil Toyota.
"Tidak mengganggu penjualan, berdasarkan pengalaman saya. Dulu saat BBM dinaikkan, paling hanya sesaat penjualan agak tersendat dan akan kembali normal lagi," ujarnya.
"Karena menurut saya mobil ini juga sudah menjadi kebutuhan, dan memang di Indonesia saja yang mendapatkan subsidi BBM. Jadi Saya rasa tidak akan bermasalah," tambahnya.
Sebagai informasi, bulan ini pemerintah mulai memberlakukan pembatasan penjualan BBM bersubsidi. Untuk solar bersubsidi, tidak bisa lagi dijual di wilayah Jakarta Pusat. Solar bersubsidi juga hanya boleh dijual pukul 08.00-18.00.
Sedangkan untuk premium, mulai kemarin sudah berlaku pelarangan penjualan di SPBU di jalan tol. Tercatat ada 29 SPBU di jalan tol seluruh Indonesia yang tidak bisa lagi menjual premium.
Langkah pembatasan tersebut ditempuh untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi. Tahun ini, jatah BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah