Saat ini, Adhi Karya tengah menyusun persiapan pembangunan monorel. Dalam dokumen yang dipaparkan kepada pemerintah, terungkap kalau diperkirakan hanya membutuhkan waktu 28 menit untuk melakukan perjalanan dari Bekasi Timur ke Cawang dengan menggunakan monorel.
Lalu dari Cibubur ke Cawang hanya butuh waktu 18 menit saja. Adapun untuk melanjutkan dari Cawang ke Kuningan yang biasanya membutuhkan waktu antara 30-60 menit, dengan monorel waktu perjalanan bisa dipangkas jadi hanya 15 menit saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itulah, dalam persentasi pada pemerintah Jakarta, Adhi Karya membeberkan kalau dengan adanya monorel yang mengambil rute Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang dan Cawang-Kuningan ini bakal banyak warga yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan monorel.
Terlebih kapasitas angkut monorel juga tidaklah kecil. Bila dimaksimalkan, maka monorel mampu mengangkut 30.000 penumpang per jam per jalur.
Hal ini tentu akan ikut mengurangi kepadatan jalan yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Sebab setiap harinya ada 940 ribu perjalanan dari kawasan pinggir kota Jakarta yang menuju ke Jakarta. 64,3 persen dari angka itu membebani jalan tol Jagorawi dan Cikampek.
Karena itu, bila monorel ini jadi dibangun, maka diprediksi bakal ada sekitar 191.000 orang atau sekitar 57.300 mobil.
Bila konsumsi tiap mobil rata-rata 10 liter per hari, dengan peralihan pengguna mobil pribadi ke monorel, maka tiap hari ada 573.000 liter bensin yang dapat dihemat. Angka itu setara dengan Rp 5 miliar per hari atau bila di total menjadi Rp 1,5 triliun per tahun.
Selain masalah kepadatan jalan dan konsumsi bahan bakar, masalah polusi udara juga diprediksi akan sedikit berkurang. Karena monorel nantinya akan menggunakan tenaga listrik yang ramah lingkungan.
Namun untuk membuat monorel sukses, maka ada beberapa sarana penunjang yang harus dipikirkan terutama angkutan umum penghubung antara stasiun monorel dengan kawasan masyarakat. Selain itu, lapangan parkir di stasiun monorel untuk masyarakat yang dari rumah menggunakan kendaraan pribadi tapi ingin melanjutkan perjalanan dengan monorel juga harus dipikirkan.
Produsen mobil pun tidak terlalu bermasalah dengan pembangunan monorel Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) yang juga Ketua I Gaikindo, Johnny Darmawan mengatakan penjualan mobil di Jakarta dan sekitarnya tidak bakal turun, soalnya mobil masih diperlukan.
"Salah satu faktor penyebabnya tidak ada alat transportasi yang nyaman. Dari pada naik angkutan umun takut kecopetan, kehilangan makanya pilih mobil. Menurut saya ini pilihan," ujarnya.
Johnny menegaskan dengan adanya monorel atau MRT tidak akan terlalu berpengaruh terhadap populasi mobil di Jakarta dan sekitarnya.
"Sepanjang sejarah yang saya tahu dari negara-negara maju, mobil tidak akan berkurang. Mobil merupakan gengsi. Selama orang hidup dengan gengsi, tidak mungkin tidak beli mobil," ucapnya.
Namun dia menegaskan dengan adanya angkutan massal tersebut, masyarakat semakin terbantu dalam melakukan aktivitas.
"Ini sesuatu yang baik. Enggak setiap orang bisa beli mobil," pungkasnya.
Walaupun ada gangguan dari sisi penjualan, namun seperti yang dijelaskan Johnny itu tidak berlangsung lama. Hanya 1-2 bulan saja penjualan mobil terganggu.
"Jadi dampaknya tidak ada, kalau ada shock 1-2 bulan. Selama MRT belum proper, selama orang masih hidup dengan gengsi mobil masih ada," tutupnya.
(syu/ddn)












































Komentar Terbanyak
Kemenangan Gila Pebalap Indonesia Kiandra di Barcelona: Start 24, Finis ke-1
Warga Rela Antre Panjang di SPBU Swasta, Ketimbang Isi Pertalite Was-was Brebet
Wuling Darion Meluncur di Indonesia: Ada EV dan PHEV, Harga Mulai Rp 356 Juta