"Semenjak lulus sekolah saya langsung bekerja di Yamaha, yaitu sejak tahun 1974. Dan berbagai jabatan pun pernah saya pegang," ujarnya kepada detikOto.
Selama 33 tahun dirinya menangani Yamaha seperti di Afrika, AS selama 7 tahun, lalu Jepang 3 tahun, lalu kembali ke AS, lalu Jepang lagi, Thailand, India. "Lalu saya berhenti dari Yamaha," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum di Yamaha India, Ishikawa memulihkan nama Yamaha di Thailand dengan menggaet lebih banyak artis dan konser untuk mendekatkan nama Yamaha kepada konsumen berusia muda.
Setelah berhenti dari Yamaha, Ishikawa dipilih sebagai penasehat untuk Bajaj Auto di India. Dan kini pada 2011, Ishikawa diberi tugas untuk menangani Bajaj di Indonesia.
"Setelah saya berhenti dari Yamaha saya memang banyak mendapatkan tawaran untuk bekerja kembali. Tetapi saya lebih memilih Bajaj, karena perusahaan ini sedang tumbuh. Sejak saya bergabung 3 tahun lalu Bajaj telah menjual 2 juta unit di seluruh dunia dengan ekspor yang terus tumbuh 1 juta unit pertahun," katanya di Jakarta.
Seiring dengan banyaknya pengalaman Ishikawa, kira-kira seperti apa yang bakal ditawarkannya untuk Bajaj di Indonesia ya?
"Jadi saya bergabung di Bajaj seperti Deja vu, layaknya perusahaan-perusahaan Jepang di waktu lalu. Dahulu perusahaan Jepang memulai dengan produk murah dan berusaha untuk menaikkan kualitas dengan harga terjangkau. Dan di tahun 1990an saya balik ke AS produk Jepang sudah diakui dunia. Dan oleh sebab itu saya menjadi sangat tertantang," tambah Tom san, panggilannya, kepada detikOto.
Dari sekian potensi Bajaj apa kekurangan Bajaj bagi dirinya? "Satu kekurangan Bajaj, yaitu tidak tahunya masyarakat mengenai bagusnya produk ini dan saya akan memperbaiki semuanya," tutup pria murah senyum ini.
Kita tunggu saja kiprah Anda Tom san!
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK