Seperti dilansir AFP, Jumat (10/12/2010), pemerintah China memang sedang menggodok rencana untuk membatasi laju pertumbuhan mobil yang demikian massif di negeri itu. Selain untuk mengurangi tingkat kemacetan, kebijakan itu dianggap penting untuk mengurangi tingkat polusi di Beijing yang semakin memburuk.
Apalagi laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat membuat rakyat China kini semakin makmur. Hal itu tentu mendongkrak penjualan mobil di negara itu secara signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka penjualan mobil sebanyak 20 ribu unit itu pun hanya merupakan penjualan mobil di Beijing saja atau naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 9.000 unit per minggu. Dan bila ditotal di tahun 2009, ada sekitar 13.640.000 unit mobil terjual di seluruh wilayah negeri tirai bambu itu.
Angka penjualan yang mendongkel Amerika Serikat sebagai pasar terbesar di dunia pun kini sudah terlampaui dalam 10 bulan pertama 2010. Bahkan pada pertanggal 5 Desember kemarin ada sekitar 4.710.000 mobil lagi yang mengajukan surat izin
(STNK) di Beijing.
Karena itulah tidak mengherankan bila pemerintah China mengganggap perlu diambil langkah-langkah untuk menekan laju pertumbuhan penjualan mobil di negara mereka serta mengurangi kemacetan lalu lintas di Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Chongqing.
Langkah-langkah sudah mereka siapkan mulai dari sistem plat ganjil-genap, pembatasan surat izin kendaraan (STNK) yang keluar, bahkan sampai menyerukan agar masyarakatnya di kota-kota memiliki izin parkir terlebih dahulu sebelum diperbolehkan membeli sebuah kendaraan.
Pungutan sebesar 2 yuan (Rp 2.700) per liter bensin sampai pembatasan memiliki mobil. Satu rumah tangga di China di masa depan hanya diperbolehkan memiliki 1 mobil saja.
Pejabat pemerintah Beijing menolak untuk mengkonfirmasi langkah-langkah ini tapi mengatakan bahwa rencana manajemen lalu lintas yang baru itu pada dasarnya telah disetujui oleh Badan Perencanaan Ekonomi Nasional China.
(syu/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini