Seperti halnya operator taksi lainnya yang terkena kasus fuel pump jebol, Express Group ternyata juga mengalami hal serupa. Hingga saat ini sudah lebih dari 1.000 unit taksi mereka jebol di bagian fuel pumpnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Presdir PT Express Tansindo Utama, Daniel Podiman kepada detikOto di sela-sela buka bersama di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (24/8/2010) malam.
"Lebih dari 1.000 mobil kita kena," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu awalnya kita sangka kita salah beli spare part. Kita pikir kita dibohongin sama vendor dan dikasih spare part yang jelek. Tapi ternyata bukan hanya kami saja yang kena, taksi lain juga. Pengguna pribadi juga. Jadi kami pikir ini bukan salah spare partnya, tapi memang BBMnya," cerita Daniel.
Bahkan saking takutnya mengalami hal serupa, sopir-sopir Express lantas berganti membeli bensin dari merek lain, bukan lagi Premium dari Pertamina.
Sebab untuk mengganti satu buah fuel pump Toyota Limo yang dioperasikan Express menurut Daniel diperlukan dana sampai Rp 1,8 jutaan.
"Bayangkan kalau angka itu dikalikan lebih dari 1.000 unit. Kalau gitu kan bukan hanya fuel pumpnya yang jebol, kantong kami juga jebol," pungkasnya.
Fuel pump jebol sering dikaitkan dengan penurunan kualitas Premium. Namun dari hasil uji laboratorium yang dilakukan Lemigas membuktikan premium bukanlah penyebab rusaknya fuel pump mobil seperti yang diisukan beberapa waktu lalu.
"Secara umum Premium 88 yang diambil dari tangki timbun di pool taksi dan SPBU serta dispenser di SPBU memenuhi spesifikasi yang ditetapkan pemerintah," ujar Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono dalam pesan singkatnya kepada detikOto beberapa waktu lalu.
Namun, hasil lab juga menunjukkan terhadap sampel Premium yang diambil dalam uji petik yang dilakukan BPH Migas itu juga menemukan adanya sampel bensin Premium yang berasal dari fuel pump mobil taksi yang keruh mengandung gum dan sulfur melebihi batas maksimum dan mengandung beberapa jenis logam (Cu, Zn, Fe, Pb).
Hasil uji lab tersebut meliputi angka oktan, tekanan uap, kandungan sulfur, berat jenis, distilasi, residu, penampakan visual, washed gum, korosi bilah tembaga, kandungan air, kandungan logam Pb, stabilitas oksidasi, kandungan oksigen, dan kandungan olefin.
Sampel-sampel tersebut diambil dari Pool taksi Gamya pondok Bambu (5 sampel), SPBU condet (2 sampel), Pool Taksi Putra Tanjung Barat (3 sampel), SPBU Tanjung Barat (2 sampel), dan SPBU MT Haryono (2 sampel).
(syu/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru