"Transmisi automatic sedan ini 'dipersenjatai' manual mode 6 percepatan,"Β jelas Product Planning and Bussines Development Manager PT General Motors AutoWorld Indonesia (GMAI) Harry Yanto, di sela-sela test drive Cruze di Bandung, Selasa (9/3/2010).
Kedigdayaan trasmisi matik 6 percepatan yang menurut Ari merupakan pertama di Indonesia, berfungsi untuk menaikkan dan mengurangi gigi percepatan layaknya sistem transmisi manual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikOto berkesempatan menjajal kesaktian jagon baru GM Indonesia ini. Meski rute jatah test drive yang ditempuh relatif pendek (Jatinangor-Jatiluhur-Bandung) tapi medannya cukup bervariasi dan kurang lebih sesuai kondisi mengemudi sehari-hari di perkotaan.
Setiba di Jatinangor langsung saja disambut jalanan yang sempit dan hiruk pikuk angkot. Tuas transmisi pun digeser ke kiri dari posisi D ke manual shift mode yang bertanda lambang + dan -, seketika di sisi bawah speedometer muncul penanda digital pada gigi berapa saat ini mesin bekerja.
"Oh sekarang di 3, main di 1 dan 2 deh," coba detikOto.
Begitu gigi transmisi berpindah, Chevy Cruze terasa lebih lincah ber-zig zag menghindari angkot yang hobi berhenti mendadak tanpa kaki kiri pegal menahan pedal kopling. Tuas transmisi kembali ke D menjelang pintu tol menuju Jatiluhur.
Kami pun sempat dibuat kaget dengan waktu 11 detik untuk menggerakkan jarum speedometer ke 100 km per jam dari angka 0.
Banyak kendaaraan truk padat muatan yang berjalan lambat di sisi kiri dan kanan menjadi 'arena' lain menjajal triptonik Chevy Cruze. Pergerakan naik turun gigi dari 3 hingga 5 spontan menghapus stereotype bahwa mobil tranmisi automatic lamban bermanuver dan sulit mendahului kendaraan di depannya.
Ketika jarum menunjukan 140 km per jam, tuas naik ke gigi 6. Seketika jarum RPM turun dan putaran mesin bertenaga 1800cc terasa jadi lebih ringan.
Gigi posisi tertinggi ini memang tidak berfungsi menambah kecepatan, tapi buat meringankan putaran mesin sehingga efisiensi bahan bakar tercapai. Buktinya terlihat di panel indikator konsumsi bahan bakar real time angkanya ikut berkurang.
Memasuki kota Bandung, jalanan menanjak, sempit dan penuh kelokan yang menghadang. Tuas persneling kembali ke mode manual dan detikOto geser bergantian maju-mundur ke posisi gigi 1 dan 2. Kemacetan di tanjakan bukan lagi masalah, cukup injak dan lepaskan kaki dari pedal rem, sedan mid-size seharga Rp 339 juta ini bergerak agresif.
(lh/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah