jangan menjadi lembaga yang asal-asalan membuat sertifikat uji kompetensi.
Sebaiknya, lembaga sertifikasi uji kompetensi menjadi lembaga yang benar-benar kredibel yang memang bertujuan menciptakan cara berkendara yang baik bagi setiap pengendara sepeda motor.
Hal itu diutarakan Humas Yamaha Vixion Club (YVC) Dwi Nugroho ketika
dihubungi detikOto, Jumat (2/9/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya diajarkan semestinya keselamatan berkendara, dan jangan hanya mengeluarkan sertifikat saja tanpa adanya edukasi," ujarnya.
Dan yang terpenting lanjutnya, dari lembaga itu adalah edukasinya bukan
sertifikasinya. "Lembaga tersebut jangan lepas tangan dan tanggungjawab, harus mengedukasi kepada bikers cara berkendara yang baik dan santun agar bisa diterapkan si pengendara nantinya," harap Dwi.
Ungkapan yang sama juga dilontarkan oleh bro Bian dari MXrider Community. Ketua MXRC ini juga berharap agar lembaga sertifikasi uji kompetensi dapat memainkan peranannya sebagai lembaga yang menyaring pengendara sepeda motor.
"Lembaga jangan asal lembaga, mereka harus benar-benar mengedukasi cara
berkendara yang baik dan benar pada bikers," ujarnya.
Namun sebaliknya, bro Bian juga menghendaki jika pihak kepolisian nantinya
konsekuen dengan peraturan itu. Menurutnya masih tersisa celah bagi oknum polisi yang bermain di belakang untuk mengambil keuntungan pribadi.
"Seperti mengizinkan pemohon SIM yang tidak memiliki sertifikasi uji kompetensi, dengan bayaran uang. Dan itu adalah masalah besar," tutupnya.
(ikh/ddn)
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?