Hal tersebut diutarakan Ketua Gabungan Industri Automotive Mobil Motor (GIAMM), Ir. Ridwan Gunawan, disela acara seminar Eco-Friendly, dalam seminar di sela-sela Indonesian International Auto Parts Aksesoris & Equip Exhibition 2009 (INAPA), di Kemayoran, Jakarta (20/3/2009)
Menurut Ridwan, hanya spare part asli pabrik saja yang ikut terbawa naik-turunnya kondisi otomotif, sedangkan untuk spare part after market, ia menyatakan tidak akan terkena dampak dari kelesuan kondisi otomotif saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih menurut Ridwan, spare part after market tersebut, yang dijadikan sebagai replacement dari spare part OEM lah yang memiliki peluang yang sangat besar. Karena ia memasok spare part untuk merekondisi kendaraan lama.
"Memproduksi komponen tidak akan seberat memproduksi kendaraannya. Karenanya ini peluang, disaat perusahaan besar seperti GM sudah tidak mau memproduksi komponen kendaraannya yang sudah 10 tahun diprpoduksi, misalnya," ujar Ridwan.
Selain itu, peluang produksi komponen pun sangat terbuka, karena komponen belum diatur secara internasional, tidak seperti ATPM, yang sebagian besar kebijakannya masih harus mengikuti pusat.
"Replacement market ini yang harus dibuka oleh pengusaha kita," ujarnya.
(bgj/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
Patwal Diminta Tak Arogan: Jangan Asal Setop Kendaraan-Makan Jalur Orang