"Saya harapkan bisa produksi 1.000-2.000 unit untuk tahun ini. Namanya, Evina, itu Pak Nur (Nur Pamudji-Dirut PLN) yang namain, kan agak perempuan, jadi bisa dipakai para wanita," ujar Dasep ketika ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (9/1/2013).
Menurut Dasep, sebenarnya pasar utama dari produksi perdana mobil listrik ini adalah instansi pemerintah. "Ya selama ini kan mereka menyewa mobil untuk dinas, jadi bisa beli mobil ini," ujarnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Amerika dan Eropa sudah dikasih subsidi sekitar 70-30 juta," jelasnya.
Selain insentif produksi, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan subsidi untuk listrik atau energi mobil ini. Dasep menjamin jumlah subsidi yang diberikan tersebut tidak akan sebesar subsidi untuk BBM.
"Mobil ini 4 jam untuk 135 km. Misalkan Jakarta Bogor bolak balik bisa 120 km atau sekitar 12 liter, beli Pertamax jadi Rp 120 ribu, kalau listrik 8 km/KwH tandanya sekitar Rp 15 ribu. Jadi nanti kita buat meteran khusus di rumah untuk mobil listrik supaya bisa disubsidi listrik untuk mobilnya," papar Dasep.
Dasep menyatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu uji tim ahli untuk mendapatkan Nomor Induk Kendaraan (NIK). Yang jelas, lanjutnya, keamanan mobil ini sudah terjamin.
"Bulan April ini diharapkan selesai pengujiannya. Tingkat safety terujilah, tidak bakal kesetrum walaupun banjir. Samalah kekuatannya sama mobil lain, kalau tenggelam banjir ya pasti mati, tapi setengah roda bisalah," ujarnya.
Nantinya, tambah Dasep, konten dari mobil ini diharapkan bisa dari lokal. Pasalnya, saat ini, masih 50 persen dari lokal. Kemudian, kapasitas mobil ini bisa diperbesar.
"Saya usahakan semua lokal, baterai, onderdil, dan lain-lain. Nanti juga ada passenger car, Jakarta-Bandung bolak balik tanpa charger," pungkasnya.
(nia/ddn)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?