Berawal dari niat Kementerian Pendidikan untuk mengembangkan talenta siswa-siswa SMK, proyek Esemka pun dikembangkan.
Awalnya, mereka mengakui mobil buatan China, FODAY Explorer 2 sebagai media objek studi. Ini sebenarnya sesuatu yang lumrah dilakukan oleh pabrikan saat merintis usahanya. Hal yang sama dilakukan Toyota, dengan meneliti mobil-mobil buatan Amerika. Begitu pula dengan Hyundai yang belajar pada Fiat dan Peugeot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita mengenai Esemka bermula karena didorong dengan berbagai keinginan dan ingin menciptakan suatu karya anak bangsa, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) meluncurkan program yang memiliki makna pembelajaran ekonomi kreatif.
Dari situ para siswa SMK yang ada di Indonesia dituntut untuk menciptakan sebuah karya.
Dari situ para siswa SMK mulai belajar merakit mobil secara utuh dengan komponen yang diambil dari berbagai merek mobil. Mulanya hanya diikutoi oleh 5 SMK, yakni SMK 2 Surakarta, SMK 5 Solo, SMK Warga Solo, SMK Singosari Malang dan Muhamadiah Borobudur.
Sambil merakit mobil secara utuh, 5 SMK tersebut berpikir untuk membuat komponen lokal. Masuk ke 2009 terjalinlah kerjasama dengan berbagai perusahaan terutama para UKM yang berada disekitar SMK sehingga program ini berkembang menjadi 23 SMK di seluruh Indonesia. Ketika itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sempat memberi semangat pada siswa.
Memasuki akhir 2009 23 SMK tersebut berhasil membuat 200 unit mesin dan pada 2010 mulai belajar membuat sasis yang bekerjasama dengan UMS (Universitas Muhamadiah Surakarta) Akademik Teknik Warga, sehingga berhasil memproduksi 1.000 unit mesin.
Tidak berhenti sampai disitu, ditahun 2011 dari 23 SMK bertambah lagi menjadi 33 SMK di seluruh indonesia. Dan akhirnya karya SMK memberanikan diri untuk melakukan uji emisi.
Perjuangannnya mulai meningkat sejak 2011, para siswa SMK ini mengikuti pameran-pameran di beberapa kota besar di Indonesia. Terutama kreativitas anak-anak sekolah Solo.
Dan Di saat itulah, Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) beserta Wakil Walikota Solo FX. Hadi Rudyatmo menyatakan untuk menggunakan mobil Esamka sebagai kendaraan opreasional Walikota dan Wakil Walikota Solo.
Pada 2 januari 2012. Bertepatan dengan event pernyerahan 482 laptop dari Walikota Surakarta, untuk siswa gakin (keluarga miskin) pihak SMK juga menyerahkan 2 unit Esemka Rajawali ke Walikota Surakarta dari SMK 2 dan SMK Warga Surakarta.
Kemudian pada 25 Februari 2012, Walikota berkenan untuk membawa mobil Esemka ke Jakarta untuk melakukan uji emisi. Dan hasilnya Esemka pun tidak lolos, yang membuat Esemka terus berusaha dan berjuang memperbaiki kekurangan yang ada pada Esemka.
Mobil Esemka karya anak-anak SMK di Solo akhirnya lusus uji register dan telah mendapatkan Sertifikat Registrasi UJi Tipe Kendaraan Bermotor Nomor SK 389/AJ.402/DRJD/2012 per 18 Oktober 2012.
Esemka Rajawali menjalani uji di Balai Pusat Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Perhubungan Darat Kemenhub pada 24 September 2012, dengan Nomor Surat AJ.402/46/17/BPLJSKB/2012 tertanggal 8 Oktober 2012.
Sedangkan untuk uji emisi di Balai Termodinamika, Motor dan Propulsi (BMTP) di bawah BPPT tanggal 19 September dan turun di surat uji lulus emisinya bernomor 268/JTK/BTMP/09/2012 tertanggal 19 September 2012.
Esemka yang dibawah PT Solo Manufaktur Kreasi, memperluas sepak terjang mereka. Dengan siap membangun pabrik di Solo, sebagai basis produksi mereka.
Rencananya, pabrik tersebut bakal didirikan di belakang gedung STP di Solo, Nantinya pabrik tersebut akan digunakan untuk memproduksi Sport Utility Vehicle (SUV) dan model pikap Esemka.
(syu/ddn)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK