Lembaga yang biasa mengurusi jual-beli kendaraan di Inggris, British Car Auctions atau BCA, mengatakan bahwa ada efek ekonomi dari kebiasaan merokok sambil mengemudi. Selain menguras isi kantong untuk membeli rokok, kebiasaan ini ternyata juga akan turut membantu membuat harga mobil turun ketika dijual.
"British Medical Association telah melakukan penelitian yang menunjukkan tingkat racun di dalam mobil bisa sampai 23 kali lebih tinggi daripada di bar yang berasap," kata Tim Naylor dari BCA.
Tapi, bila urusan kesehatan ini tidak bisa menggugah orang untuk berhenti merokok, maka Naylor mengatakan bahwa ada penurunan yang signifikan ketika mobil seorang perokok dijual bila dibandingkan mobil sejenis tapi dari pengemudi yang tidak merokok.
Salah satu alasannya, mobil seorang perokok akan terasa lebih 'gelap'.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa presentasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga mobil bekas. Jadi jika mobil lebih seperti asbak di atas roda, kemungkinan besar pembeli akan beralih untuk menemukan satu mobil yang terlihat dan berbau segar seperti bunga aster," paparnya.
Salon mobil profesional menurut Naylor memang ada yang mampu menghapus 'jejak' para perokok di sebuah mobil tapi membutuhkan banyak biaya dan butuh waktu yang tidak sebentar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itulah, Naylor pun menyimpulkan kalau setiap pengemudi haruslah menghindari rokok di mobil mereka terutama jika mereka berniat menjualnya dalam waktu dekat.
"Ini akan menghindari bau rokok melekat di kabin serta menghilangkan risiko tanda hangus pada jok atau dashboard. Karena semua hal itu akan membuat pembeli tidak senang, bahkan jika mereka seorang perokok sekali pun," pungkasnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Kesaksian Pemobil Lihat Ban Bocor Massal di Tol Cipularang
Tarif Parkir di Jakarta Mau Naik, Segini Bedanya dengan Kota Lain