Hal itu terungkap dalam diskusi dengan empat modifikator lokal yang pada tanggal 1-3 April 2009 lalu mengadakan studi banding ke negeri gajah putih tersebut.
Keempat modifikator tersebut adalah Sony Djaya Samsudin, Gusvianto Dharmawan, Muhammad Idris dan Edy Kurnia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka adalah empat modifikator pemenang Best of the Best U Mild U Bikers 2008 yang di kirim ke Bangkok untuk menyaksikan pameran otomotif bergengsi Bangkok Motor Show (BIMS) 2009 di Bangkok International Trade Center (BITEC).
"Secara kuantitas modifikator Thailand kalah jauh dibanding modifikator Indonesia dan dari sisi kreatifitas pun juga masih kalah ekstrim dengan Indonesia," ungkap Sony di hotel Santika, Jakarta, akhir pekan lalu.
Bahkan ketika keempatnya bertemu dan berdiskusi, para modifikator Thailand pun tercengang ketika keempatnya menunjukan foto hasil karya modifikator lokal yang kebanyakan terkesan seperti motor konsep.
"Bahkan ketika kita tunjukkan foto-foto hasil karya modifikator Indonesia, mereka pun hanya bisa geleng-geleng kepala," ujar Sony.
Sebab menurut mereka Thailand hanyalah unggul dari segi tersedianya berbagai part modifikasi yang berkualitas bagus dan beragam. "Selain itu kitalah pemenangnya," ujarnya.
Bahkan keempatnya tidak menemukan satu pun rancangan yang memiliki desain yang kuat.
Dan bila di tanah air keindahan desain dan fungsional serta layak jalan adalah suatu syarat mutlak bagi setiap modifikasi kendaraan roda dua, disana para modifikator menemukan beberapa motor modifikasi yang tidak bisa ditunggangi secara nyaman.
"Kalau pun ada lomba modifikasi di negeri gajah putih dan modifikator Indonesia berkesempatan untuk mengikutinya, saya yakin modifikator Indonesia pasti bisa menang," tukas Brand Manager U Mild Yasin Tofani Sadikin.
Jadi bila sudah begini, apakah kita masih tidak percaya dengan hasil modifikasi anak bangsa?
(syu/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Mobil Mewah Tina Talisa yang Ditunjuk Jadi Komisaris Pertamina Patra Niaga
Riwayat Esemka: 'Dulu Digadang-gadang Mendunia, Kini Diseret ke Meja Hijau'