Hingga saat ini banyak kecelakaan akibat pengendara menerobos perlintasan kereta yang sudah berbunyi dan palang pintunya sudah ditutup. Tak jarang nyawa melayang akibat menerobos perlintasan kereta ini.
Andry Berlianto, instruktur Rifat Drive Labs, mengatakan perilaku tersebut adalah perilaku yang sangat ceroboh dan berbahaya karena nyawa taruhannya. Apalagi saat kita berasumsi bahwa perlintasan tersebut aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu merupakan bukti rendahnya ketaatan pengendara kepada peraturan, lemahnya kedisiplinan dalam menghargai waktu dan nyawa. Bayangkan kereta baru bisa berhenti setelah (+/-) 800 meter setelah rem darurat kereta ditekan, jadi tertabrak dalam jarak dekat adalah jaminan yang tidak dapat dihindari," kata Andry kepada detikOto, Selasa (23/10/2018).
Andry menegaskan, seharusnya pengendara berhenti saat sudah mengetahui bel perlintasan berbunyi. Pengendara juga tidak boleh memaksa masuk dengan alasan tanggung, masih lowong, masih sempat dan lain-lain.
"Di perlintasan tanpa pintu pastikan melihat apakah ada penjaga rel perlintasan dan minta bantuan petugas atau sebelum menyeberang pastikan bisa memonitor sekeliling dengan melihat kanan-kiri-dan kanan lagi," sebutnya.
"Berikan ruang di atas rel menjadi kosong saat kita hendak melintas agar terhindar terjebak di tengah rel," tambah Andry. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!