Ini Penyakit yang Biasa Menghantui Mobil Bekas 'Capek'

Ini Penyakit yang Biasa Menghantui Mobil Bekas 'Capek'

Hafizh Gemilang - detikOto
Jumat, 02 Jun 2023 17:28 WIB
Platform ekosistem showroom mobil bekas, Broom.id meluncurkan dealer BroomHive di Jatiasih. Peresmian showroom dihadiri Walikota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono.
Ada jarak tempuh ideal yang umumnya dilalui oleh mobil yang digunakan sehari-hari alias mobil harian (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Selain kondisi fisik eksterior hingga interior, salah satu faktor penting yang menentukan kualitas dari mobil bekas adalah jarak tempuh. Lalu bagaimana cara menentukan jarak tempuh yang tepat?

Dilansir dari Dokter Mobil, ada jarak tempuh ideal yang umumnya dilalui oleh mobil yang digunakan sehari-hari alias mobil harian. Menurut mereka, jarak tempuh ideal sebuah mobil adalah di rentang 12.000 km hingga 15.000 km.

"Namun, jarak tempuh mobil juga tergantung pada penggunaannya, seperti apakah mobil tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari atau hanya dipakai di akhir pekan saja," tulis Dokter Mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerusakan Umum Mobil 'Capek'

Lantas mengapa jarak tempuh menentukan kondisi mobil bekas? Menurut Dokter Mobil, ada beberapa komponen dan kondisi mobil yang dapat terpengaruh seiring dengan panjangnya jarak tempuh atau mobil dalam kondisi 'capek'.

Dari sektor mesin, mobil yang kilometernya tinggi rentang mengalami kerusakan pada bagian jeroannya. Misalnya keausan pada bearing hingga crankshaft. Selain itu, seal oli juga hingga selang-selang radiator rawan bocor seiring seringnya masa pakai mobil.

ADVERTISEMENT

Hal lain yang juga rentan rusak pada mobil yang tinggi jarak tempuhnya adalah transmisi. Dokter Mobil menyebutkan bahwa beberapa masalah yang menghantui transmisi mobil yang tinggi kilometernya adalah kebocoran cairan transmisi, kerusakan pada kopling atau torak, hingga keausan pada gigi transmisi.

Pada bagian kaki-kaki, komponen yang kerap melemah ketika mobil terlalu sering dipakai adalah pada bagian per, lalu rawan kebocoran pada peredam kejut, hingga kerusakan pada bantalan atau link stabilizer.

Bagian rem juga rentang mengalami penurunan kondisi. Adapun komponen yang rentan rusak adalah pada bagian kampas rem yang sudah mulai aus, disc brake yang tidak lagi tebal, kebocoran pada bagian cairan rem, hingga masalah pada sistem hidroliknya.

"Dampak-dampak buruk di atas memperlihatkan betapa pentingnya perawatan dan perbaikan secara rutin pada mobil yang sudah menempuh jarak tempuh yang tinggi," tulis Dokter Mobil.

"Jika dibiarkan tanpa perawatan atau perbaikan yang tepat, mobil bisa mengalami kerusakan yang lebih serius dan bahkan mengancam keselamatan pengemudi dan penumpang," tutup mereka.




(mhg/dry)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads