Kecelakaan McLaren di Tol Jagorawi Gegara Slip, Kok Bisa?

Kecelakaan McLaren di Tol Jagorawi Gegara Slip, Kok Bisa?

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 05 Mei 2020 07:07 WIB
Kecelakaan supercar McLaren di Tol Jagorawi (Dok. Istimewa)
Kecelakaan supercar McLaren di Tol Jagorawi (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Kecelakaan supercar kembali terjadi di Tol Jagorawi, Minggu (4/5) kemarin. Kali ini McLaren MP4-12C rusak parah, tapi beruntung tidak menimbulkan korban jiwa.

Kasat Lantas Polresta Bogor Kompol Fajar Hari Kuncoro mengatakan kecelakaan terjadi akibat pengemudi tidak bisa mengendalikan mobil. Walhasil mobil keluar dari jalur tol, terus melaju dan sempat menghajar pohon palm sebanyak dua kali.

"Diduga pengemudi kurang hati-hati sehingga kendaraan mengalami slip," kata Fajar dalam keterangannya, Minggu (3/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagian samping kiri (mobil) menabrak pohon palm yang berada di pinggir jalan tol sebanyak 2 kali," lanjutnya.

Dia mengatakan supercar McLaren yang dikemudikan Eric ini terhenti dengan posisi serong barat. Mobil mewah ini pun dibawa ke Unit Laka Lantas Polresta Bogor Kota untuk dievakuasi.

ADVERTISEMENT

Instruktur Rifat Drive Labs, Erreza Hardian, menjelaskan kondisi slip adalah saat hilangnya traksi roda kendaraan dengan permukaan jalan. Apa saja pemicunya?

Pertama ada kondisi roda mobil. Dia menjelaskan roda kendaraan sekarang ini konstruksi radial. "Nah radial ini sangat rentan dengan tekanan angin. Dia harus sangat dijaga tekanan anginnya sesuai tekanan pabrik." kata Reza saat dihubungi detikcom.

"Sangat berbahaya ketika tekanan angin ban kurang khususnya konstruksi radial --sangat sensitif terhadap tekanan angin sesuai pabrikan. Ketika syarat ini tidak dipenuhi maka bahaya dari ban yang kurang angin konstruksi radial adalah risiko pecah ban, kehilangan traksi pasti," jelasnya.

Kondisi jalan tol saat itu tidak dalam kondisi hujan, faktor kedua yang jadi penentu adalah lengang kondisi jalan. Ditambah saat mengendarai supercar, keinginan untuk membejek gas lebih dalam jadi pengaruh besar.

"Kehilangan traksi juga bisa diakibatkan kecepatan tinggi. Dalam kondisi PSBB ini - manajemen kecepatan kelas jalan sangat sangat baik. Artinya kelas jalan dapat memberikan "service" kecepatan sangat baik.

"Gap antara kendaraan sangat kecil. Ketika membawa kendaraan dengan spek yang tinggi maka ada sebuah keinginan untuk menggunakan tenaga yang ada. Intinya kendaraan sangat dapat dipacu sesuai kemampuannya. Ini bahaya ketika membawa kendaraan dengan spek tinggi dan risiko over speed akan terjadi," terang Reza.

Beruntung kala itu tidak menimbulkan korban, pun hanya terjadi kecelakaan tanpa melibatkan pengendara lain yang melintas.

"Dengan kecelakan tunggal ini saya rasa sang Pengemudi sudah dapat melakukan putusan yang tepat dengan membuang ke bahu jalan sebagai tindakan paling sedikit risikonya. Artinya faktor bahaya dan risiko yang terjadi sudah dapat dieliminasi sedemikian rupa." tukas dia.




(riar/din)

Hide Ads