Belajar dari Kasus Penembakan Letkol Dono dari Defensive Driving

Belajar dari Kasus Penembakan Letkol Dono dari Defensive Driving

Ruly Kurniawan - detikOto
Rabu, 26 Des 2018 12:23 WIB
Lokasi Penembakan Letkol Dono. Foto: ibnu/detikcom
Jakarta - Seorang anggota dari Polisi Militer (POM) TNI, Letkol Dono Kuspriyanto, tewas dalam insiden penembakan ketika berkendara mobil di Jatinegara, Jakarta Timur. Belakangan diketahui bahwa pelaku penembakan tersebut juga berasal dari POM TNI.

Belum diketahui secara pasti motif peristiwa tersebut. Namun ada baiknya mengambil pelajaran dari kejadian ini agar perjalanan libur Natal dan tahun baru 2019 tetap aman dan menyenangkan. Jangan sampai tindak kriminal serupa terjadi kembali.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihubungi detikOto, Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu memaparkan, tindak kriminal di musim liburan akan cenderung meningkat. Maka pengemudi dan penumpang harus lebih waspada apalagi bila berpergian dengan jarak cukup jauh.

"Risiko mengemudi bukan hanya kecelakaan tapi juga keselamatan. Kita juga memiliki kemungkinan mengalami hal serupa gara-gara konflik dan memancing tindak kriminal," katanya di Jakarta, Rabu (26/12/2018).

Konflik ketika berkendara yang dimaksudkan Jusri dalam hal ini adalah terkait etika mengemudi. Sedangkan tindak kriminal terjadi karena pengemudi atau penumpang menarik perhatian para pelaku kriminal seperti pembegal.

"Bila kita bertemu pengemudi yang perilakunya agresif dan arogan, hindari hal-hal yang memicu konflik. Tahan diri, sabar saja. Karena pasti sering ketika berkemudi, ada pengemudi lain yang tiba-tiba mengambil jalur kita, menyodok, nah ini jangan marah-marah. Jangan melakukan tindakan yang memicu orang tersebut marah. Bersabar saja sebab tak jarang pertikaian terjadi dari hal ini, bahkan sampai mengeluarkan senjata," kata Jusri.



"Jadi buang jauh-jauh sifat 'ini jalur gue', 'gue orang kaya', dan sebagainya. Sabar saja, mengalah," lanjutnya.

Sedangkan untuk menghindari tindak kriminal, hindari barang berlebih ketika berpergian jauh seperti menggunakan roof rack dan perhiasan mencolok.

"Balik lagi dengan tujuan kita berkendara saja. Kalau ingin mudik, ya sudah jangan pakai perhiasan berlebih atau bawa barang banyak. Kalau memang ingin gunakan barang mahal ketika di tempat tujuan, cukup dipaketkan saja. Kirim terpisah," kata Justri.

"Karena hal itu memancing pelaku kriminal. Terlebih kalau mobil keluar jalur utama, mengambil jalur alternatif. Ini akan makin tinggi risikonya," katanya lagi.

"Tapi untuk kejadian penembakan POM TNI semalam, saya tidak dapat berkomentar secara pasti. Itu sudah masuk tindak kriminal," tutup Jusri. (ruk/rgr)

Hide Ads