Kasus salah injak pedal baru saja terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Menurut saksi mata bernama Ridho, kronologinya diawali oleh petugas kebersihan yang inisiatif memindahkan mobil pikap yang menghalangi jalan. Namun, petugas itu salah injak pedal, niatnya mau ngerem malah ngegas terus.
Mobil pikap yang dikendarai itu kemudian menabrak Etios yang diparkir. Kemudian Etios yang didorong dari belakang oleh pikap yang ngegas terus itu menabrak pilar rumah sehingga atap rumah warga rubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Instruktur safety driving di Rifat Drive Labs, Andry Berlianto, mengatakan kasus kecelakaan tersebut kerap terjadi karena pengemudi panik. Alhasil, niat menginjak pedal rem malah menginjak pedal gas.
"Kalau sadar sudah salah injak, cepat angkat kaki dari pedal gas," kata Andry kepada detikOto.
Namun biasanya, secara kondisi pengemudi yang sedang panik tidak sempat melakukan recovery seperti mengangkat kaki dari pedal gas atau melakukan pengereman. Menurut Andry, kaki seperti dilem ke pedal gas saat panik.
"Jika lingkungan ramai bunyikan klakson. Jika lingkungan sepi dan bisa terawasi oleh pandangan ya segera injak rem secara cepat. Arahkan kemudi ke titik paling minim risiko," ucap Andry.
Untuk pelajaran juga, Andry menyarankan, meski hanya berkendara jarak pendek seperti memindahkan mobil, pengemudi tetap harus mengenakan sabuk pengaman. Jadi, jika terjadi benturan, tubuh tidak langsung menghantam ke depan.
Andry sebelumnya mengatakan penyebab pertama kasus salah injak pedal gas dan rem adalah pengemudi gugup dan kaget. "Kemungkinan alasan berikutnya adalah kendaraan yang bukan bawaan sehari-hari. Solusi agar tak salah injak pedal, jangan langsung mengemudi. Tapi rasakan dulu feel-nya di balik kemudi," kata Andry.
Sopir yang mengendarai kendaraan bukan bawaan sehari-hari cenderung belum mengenal karakter mobil yang dikendarainya. Hal itu bisa memicu kasus kecelakaan akibat salah injak pedal.
"Tidak bawa mobil dalam waktu lama jelas bisa menghilangkan feeling berkendara," sebut Andry.
Dalam posisi mobil berhenti dan posisi gigi netral, kata Andry, coba rasakan gas dan rem serta kopling (untuk mobil manual). Bersikaplah tenang dan tidak panik.
"Jika ragu minta orang lain yang mengoperasikan kendaraan," sebutnya.
Kemungkinan selanjutnya, mungkin karena pengemudi kehilangan feeling meski sudah punya pengalaman mengemudi. Faktor lelah juga bisa berkontribusi, kata Andry.
Orang yang salah injak pedal (niat injak pedal rem tapi malah injak pedal gas) cenderung panik. Mereka malah ngengas terus sampai berakhir menabrak objek tertentu.
"Secara kondisi dia sedang panik dan tidak sempat melakukan recovery seperti angkat kaki dari pedal gas ataupun melakukan pengereman. Kaki seperti dilem ke pedal gas saat panik," kata Andry. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah