Perbincangan mengenai Setya Novanto semakin seru mengingat, Setya mengalami kecelakaan akibat sistem keamanan mobil Toyota Fortuner yang diklaim tidak berfungsi.
Benar atau tidak, tentu kita sebagai pengendara harus selalu hati-hati dan terus waspada saat berkendara. Dan sebagai catatan, Otolovers perlu ingat, fitur keselamatan seperti airbag bukanlah fitur utama dari sebuah mobil melainkan hanya sebagai fitur pelengkap saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka, untuk mengaktifkannya ia harus melalui beberapa indikator terlebih dahulu seperti perubahan kecepatan pada mobil (tingkat percepatan). Tentunya berkendara yang baik dan benar menjadi faktor utama agar kita sebagai pengendara bisa terus selamat dalam berkendara.
"Airbag itu bukan perangkat keselamatan utama, dia adalah SRS (Supplemental Restraint System). Maka, ia hanya menjadi pelengkap untuk membantu perangkat utamanya yakni seatbelt dalam mengurangi resiko mengemudi," katanya kepada detikOto di Jakarta, Sabtu (18/11/2017).
"Airbag itu ada sensor yang mendeteksi perlambatan seperti tertabrak gitu. Misal dari kecepatan berapa lalu nabrak suatu benda kan langsung ke 0 km/jam secara cepat, nah itu perlambatan. Perlambatan mendadak. Dia mendeteksi itu," lanjut Dadi.
Dalam kesempatan itu pula, ia menghimbau agar seluruh orang yang berada didalam mobil sekalipun penumpang bagian belakang, selalu menggunakan sabuk pengaman. Karena, itulah perangkat utama keselamatan pada mobil.
"Pengamanan utama itu sebenarnya seat belt. Seharusnya meskipun sudah ada airbag gak boleh tidak pakai seat belt. Karena justru malah bahaya," ungkap Dadi.
Jadi, jangan sepelekan sabuk pengaman ya, Otolovers!
"Jangan mentang-mentang ada airbag malah tidak pakai sabuk pengaman. Sabuk pengaman itu ialah perangkat utamanya bukan airbag. Jangan lah lagi kejadian seperti itu. Meskipun duduk dibelakang dan merasa aman jangan lupa pakai sabuk pengaman," tutup Dadi. (lth/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Mobil Mewah Tina Talisa yang Ditunjuk Jadi Komisaris Pertamina Patra Niaga
Riwayat Esemka: 'Dulu Digadang-gadang Mendunia, Kini Diseret ke Meja Hijau'