Maka dari itu, Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, kalau ingin mudik nyaman lebih baik matangkan rencana perjalanan. Dia menyarankan, rencanakan rute-rute yang akan dilalui menuju kampung halaman.
"Rute-rute itu usahakan pilih rute yang relatif tidak terlalu menjadi favorit. Karena diprediksikan, jalur mudik walaupun sudah diuraikan dengan tol-tol fungsional, di mana mobil-mobil akan diurai ke tol-tol ini, tapi tetap saja, lalu lintas jalan favorit itu akan ramai," kata Jusri kepada detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena di jalan raya bisa melibatkan banyak orang. Bisa saja orang di depan atau di belakang kita tidak tertib, atau dalam kondisi fatigue, sangat letih. Sehingga kita menjadi korban. Jadi semakin sepi, semakin bagus walaupun peluang kecelakaan tetap ada. Karena dari faktor pihak ketiga seperti pengguna jalan lain tidak banyak," ujar Jusri.
Menurutnya, rute yang bukan favorit biasanya agak lengang. Meski lebih jauh jaraknya, itu tidak masalah.
"Berdasarkan pengalaman puluhan tahun memonitoring mudik, durasi perjalanan dari titik ke titik biasanya berlipat ganda mulai H-7, H-5 karena itu sudah padat. H-3, H-2 itu puncaknya. Contoh dari Jakarta ke Semarang, mungkin normal 10 jam, faktanya bisa tembus 18 jam, sampai 24 jam di musim mudik. Jadi ini harus diantisipasi oleh pemudik," ujar Jusri.
Setelah memilih rute-rute yang bukan favorit, pelajari rute tersebut. Cari tahu informasi mengenai rute itu mulai dari fasilitas yang ada, rumah sakit, kantor polisi dan lain-lain.
"Kan sekarang gampang, pemudik tinggal unduh aplikasi-aplikasi mudik yang memberikan informasi segala rute mudik, dengan fasilitas-fasilitas yang ada. Termasuk rumah sakit, kantor polisi dll," ucap Jusri.
Terakhir, pastikan pemudik menyimpan nomor telepon penting di rute yang dipilih. Jadi, kalau ada masalah tinggal telepon nomor penting itu sehingga tim emergency baik itu ambulans atau polisi bisa segera tiba.
"Itu bisa berguna bagi pemudik itu sendiri atau orang lain. Misalnya kita melihat ada orang lain kecelakaan, kita tinggal telepon nomor-nomor penting itu," kata Jusri. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah