"I'm commuter, kadang-kadang pakai KRL, Transjakarta, transportasi online juga, menjadi transportasi yang dipilih karena paling cepat dituju. Bahkan waktu saya solo travel di Bali pun pakainya aplikasi online ojol," ujar Mauren di Kemayoran, Jakarta.
Usher yang mendiami booth Suzuki selama pagelaran IIMS 2019 digelar ini mengatakan, gelar Miss IIMS yang disabetnya menunjukkan bahwa para wanita yang berdampingan dengan otomotif tidak hanya menjual kecantikan.
Baca juga: Motor-motor yang Jadi 'Raja' di IIMS 2019 |
"Menurut aku Miss IIMS ini punya tanggung jawab yang besar, tidak hanya dihitung dari seberapa cantiknya, tapi juga memilik integritas, behavior, brain, beauty, dan talent," ujar Mauren.
"Cukup senang dengan dunia otomotif, karena aku baru ngerti juga ternyata dari exhibition IIMS ini bisa juga menjadi backbone perekonomian Indonesia," ungkap Mauren.
Kendati demikian, Mauren mengatakan tak jarang pengunjung lelaki melakukan godaan kepadanya. Namun seiring berjalannya waktu perlahan demi perlahan sudah banyak orang-orang mampu membedakan profesi usher dengan sales promotion girl.
"Cat call itu adalah seperti budaya asing tapi jadi menjamur seperti sekarang ini. Cuma sudah masuk ke era 2019 mulai modern, orang orang udah mulai mengerti ini namanya usher bukan SPG. Ternyata perempuan ini tidak cuma cantik, mereka juga smart. Kalau ditanya tentang product knowledge, kita bisa jawab dengan cukup baik, dan kita bisa menjadi representatif brand," ujar Mauren.
"Sebenarnya semua pekerjaan pasti ada suka duka, juga ada risiko. kalau seperti kita ini risikonya harus berdiri terus, senyum terus, harus tampil prima. Tentu pastinya lelah. Cuma menyenangkan sejauh ini walaupun lelah kan kita ada waktu istirahat, untuk duduk di counter," katanya.
Saat disinggung soal mobil impiannya, Mauren tidak muluk-muluk. Wanita ini lebih mementingkan nilai fungsional kendaraan ketimbang membeli suatu barang hanya untuk sekedar mengangkat gengsi.
"Aku sendiri suka SUV karena its more sporty and design is very pretty. Tapi untuk budaya kolektif yang dimiliki Indonesia, di mana setiap kali kita pergi akan mengajak keluarga, pilihan yang tepat MPV, cuma dilihat-lihat lagi kalau Jakarta yang semakin padat, city car atau urban car bisa jadi pilihan lain karena bisa selap-selip," ujar Maurin.
"Yang penting irit, mesinnya nggak bawel, pokoknya kalau jajan murah. Jadi buat apa kita beli brand tapi yang jajannya mahal bensinnya boros, hanya untuk gengsi-gengsian. I don't need that," pungkasnya. (riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah