Menurut catatan pengadilan, setidaknya ia sudah mengaku dan melakukan lima insiden penembakan yang dilakukannya dalam beberapa bulan terakhir. Pada hari Kamis lalu, pihak berwenang di Harris County kembali menangkap Nicholas D'Agustino untuk kedua kalinya sehubungan dengan dua penembakan yang baru-baru ini terjadi di Katy, dekat Houston, Amerika Serikat.
Mengutip RT, penangkapan ini terjadi hanya berselang sehari setelah D'Agostino keluar dari penjara dengan uang jaminan sebesar USD 75.000. Dua wanita mengutarakan kepada polisi bahwa mereka masing-masing ditembak pada lengan saat mengemudi di dekat rumahnya. Pertama, penembakan yang terjadi pada bulan Maret, hanya beberapa mil dari tempat cuci mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia melihat seorang pria kulit putih di sebuah kendaraan sport model berwarna hijau gelap yang melihatnya saat dia melintas dan itu tampak dia ingin melihat apakah dia telah memukulnya," kata pihak berwenang dalam arsip.
Karena hal itu, D'Agostino menghadapi dua tuduhan kejahatan serangan berat dengan senjata mematikan dan ditahan di penjara dengan jaminan yang lebih besar USD 250.000. Tidak kapok, padahal sebelumnya pada bulan Juli D'Agustino pernah ditangkap oleh pihak berwewanang karena penembakan pada lengan sebelah kiri. Korbannya pada saat itu adalah wanita berusia 39 tahun.
D'Agustino menyatakan pada saat itu dirinya tengah marah dan melakukan hal itu demi membela diri, karena wanita tersebut telah berbelok masuk ke dalam jalurnya sebanyak dua kali. Namun para peneliti dan detektif tidak mudah percaya begitu saja.
Dalam catatan pengadilan, peneliti menemukan fakta lain bahwa D'Agustino ternyata memiliki pandangan yang buruk terhadap wanita, dan dengan alasan tersebut ia menembaki wanita secara acak. Hal ini ditemukan setelah peneleti menelusuri postingan facebook D'Agustino.
Selain itu, Detektif Harris County Sheriff, Dennis Palmer, menjelaskan sudut sudut pengambilan kesimpulan bahwa D'Agostino memiliki kesan buruk terhadap wanita. "Pengendara wanita, betapa tidak kompetennya mereka dan bahwa satu-satunya tujuan mereka hanyalah untuk membuat anak-anak," tulis Palmer dalam arsip pengadilan soal D'Agostino.
Saat akun sosial media lainnya, Instagram ditelusuri, Detektif Harris menemukan kembali postingan senjata api, termasuk pistol caliber 45, yang di mana berdasarkan keterangan pihak berwenang, senjata ini yang digunakan saat penembakan.
Lalu polisi pun menggerebek rumah D'Agustino, benar saja pistol caliber 45 ditemukan, dan ia mengkonfirmasi bahwa senjata tersebut yang digunakan untuk menembak wanita berusia 39 tahun itu.
Namun pengacara D'Agostino menentang penilaian pihak berwenang bahwa kliennya menargetkan wanita di jalan karena dia membenci mereka. "Ada banyak kesalahpahaman yang dibuat. Sama sekali tidak ada bukti bahwa dia membenci wanita," ujar pengacara Kenneth Mingledorff kepada BuzzFeed News.
Mingledorff mengatakan bahwa sebagian besar pernyataan yang dibuat oleh pihak berwenang tidak dapat diterima di pengadilan dan dia juga menegaskan bahwa posting Facebook seharusnya tidak digunakan sebagai bukti.
"Anda tidak bisa mengambil sesuatu di Facebook dan membawanya ke pengadilan. Itu tidak adil. Bagaimana jika kamu pergi ke pesta dan melakukan hal-hal buruk dan itu ada di Facebookmu, dan itu digunakan di pengadilan untuk melawanmu? Tidak adil cara dia diperlakukan," ujar Mingledorff sembari mengatakan dia belum melihat posting Facebook.
Ia juga menjelaskan bahwa kliennya memiliki masalah kesehatan mental dan perlu mendapatkan penanganan terbaik. "Keluarganya dan saya sangat, sangat menyesal atas rasa sakit dan penderitaan yang mungkin pernah dialami seseorang di sini dan kami ingin memastikan dia mendapatkan perawatan apa pun yang dia butuhkan," tambahnya. (ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?