Wanita-Wanita Berjiwa 'Kartini' di Bidang Otomotif

Wanita-Wanita Berjiwa 'Kartini' di Bidang Otomotif

M Luthfi Andika, Alfiza Satrio - detikOto
Jumat, 21 Apr 2017 11:30 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta -

Dunia otomotif memang lebih identik sebagai bidang yang biasanya digeluti oleh kaum pria. Meski saat ini kesetaraan gender sudah begitu dijunjung, nyatanya belum banyak kaum hawa yang berani tampil cukup menonjol dalam bidang ini.

Namun kini sudah cukup banyak sosok yang mampu muncul di tengah kerasnya dunia otomotif.

Salah satunya sosok wanita kelahiran Jakarta di BMW Indonesia yang bernama Jodie O'Tania. Jodie menjabat sebagai Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jodie O'TaniaJodie O'Tania Foto: Istimewa


Sebagai seorang perempuan duduk di posisi tinggi jelas tidak mudah, karena peran sebagai seorang ibu dan tuntutan pekerjaan harus dilakoni dirinya.

"Saya bergabung dengan BMW Indonesia sejak 4 tahun yang lalu, tepatnya 2013 lalu. BMW merupakan brand terdepan dalam hal inovasi dan selalu berhasil memenangkan hati dan emosi para penggermarnya. Oleh sebab itu merupakan kebanggaan tersendiri untuk menjadi bagian dari brand BMW," ujar Jodie O'Tania kepada detikOto di Seoul Korea Selatan.

Di Hari Kartini ini, Jodie menyampaikan kalau perempuan Indonesia kini memiliki kesempatan besar, untuk bisa ikut mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia internasional.

"Pada hari Kartini tahun ini, saya sangat bersyukur bahwa saat ini kesempatan perempuan di Indonesia terbuka sangat luas. Saat ini sudah banyak perempuan yang terbukti sukses berkarir untuk bidang-bidang yang sebelumnya didominasi pria. Bahkan untuk posisi yang berkaitan dengan hal teknis. Seperti misalnya Product Manager BMW Indonesia adalah seorang perempuan, yaitu Ibu Tami Notohutomo," kata Jodie.

Jodie dan Tami (paling kiri)Jodie dan Tami Tami Notohutomo (paling kiri) Foto: Dadan Kuswaraharja


Jodie menambahkan, perempuan tidak memiliki batasan dalam meniti karir, meski peran seorang ibu tidak akan pernah ditinggalkan dirinya.

"Menurut saya, batasan-batasan gender yang berkaitan dengan karir dibentuk melalui persepsi. Misalnya seperti yang berkaitan dengan hal-hal teknis. Padahal kenyataan saat ini sudah sangat berbeda. Menjadi perempuan di dunia otomotif, membuat saya semakin bersemangat untuk terus membuktikan bahwa perempuan bisa terus berprestasi di bidangnya meskipun dengan beragam tantangan yang ada," katanya.

"Beruntung saya bekerja dengan brand yang sangat menghargai perempuan. Beragam posisi penting di BMW baik global maupun di Indonesia dipegang oleh perempuan. Seperti President Director BMW Indonesia saat ini diduduki oleh perempuan yaitu Karen Lim. Berkaitan dengan BMW M – kegiatan saat ini di Korea, pemimpin BMW Driver Instructure yang juga seorang perempuan," tambahnya.

Hal ini semua, lanjut Jodie, untuk bisa lebih membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin yang baik.

"Untuk itu terus berusaha yang terbaik, bermimpi besar, dan stop memposisikan diri sebagai perempuan dengan segala keterbatasannya adalah hal yang selalu berusaha saya lakukan," ujar Jodie.

Sementara itu di perusahaan lain, ada banyak juga 'Kartini' lain yang memegang peranan penting. Salah satunya Henny Ten. Wanita yang akrab disapa Henny ini merupakan seorang kepala cabang dari satu diler resmi pabrikan otomotif asal Jepang, Toyota, yaitu Auto 2000, di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta.

Henny Ten (Rengga Sancaya)Henny Ten Foto: Rengga Sancaya


Lalu apa yang istimewa dari seorang Henny Ten? Tentu yang paling menarik perhatian adalah perjuangan dan loyalitasnya terhadap pekerjaannya di bidang otomotif ini. Meski kini sudah menjabat sebagai kepala cabang, ternyata Henny memulai karirnya dari bawah, sebagai seorang countersales.

"Awalnya saya daftar di Astra, yang ada itu posisinya marketing, cuma disebutnya countersales. Kalau sales kan menawarkan ke konsumen di luar, nah kalau countersalaes yang melayani penjualan di dalam showroom," jelas Henny.

Jenuh menjadi countersales selama dua tahun membuat jiwa kartininya muncul. Merasa memiliki kemampuan yang lebih, ia berjuang tahap demi tahap untuk meraih jenjang karir yang lebih tinggi, mulai dari menjadi supervisor hingga kepala cabang seperti saat ini.

"Saya masuk tahun 1995 Desember. Jadi countersales dua tahun, lalu saya merasa masa' saya jualan terus. Saya ingin berkarir lebih dari ini. Nah saya coba ikuti tes, lalu tahun 97 saya lolos untuk jadi supervisor. Kemudian 2002 saya jadi sales manager selama 4 tahun. Nah saya menjadi kepala cabang pertama kali itu di Surabaya, pada tahun 2006, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta lagi di cabang Wahid Hasyim ini" jelas Henny.

Lebih lanjut, wanita lulusan Universitas Atmajaya jurusan Akuntansi inipun menjelaskan bahwa memang perjuangannya meniti karir tidaklah mudah. Ia bahkan mengatakan bahwa memang semua pegawai di Auto2000 memang menjajaki karir mereka dari bawah, termasuk Chief Operation Officer mereka.

"Kalau dari Auto2000 memang semua meniti karir dari bawah, dari sales. Bahkan sampai COO kita pun awalnya dari sales," paparnya.

Mungkin apa yang Henny lakukan memang tak seberpengaruh sang RA Kartini, tapi perjuangannya dalam meraih cita-cita yang ia inginkan dalam karir, menunjukkan bahwa Henny Ten memang memiliki semangat dan jiwa Kartini yang tinggi.

Henny tak sendirian, di perusahaan yang sama ada juga wanita yang disapa Indah Yuliana. 'Kartini' ini adalah seorang pimpinan bengkel di Auto2000 Cikarang. Wanita lulusan sarjana Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya ini sudah menjadi kepala bengkel sejak 2011 lalu. Kini di cabang Auto 2000 Cikarang, ia memimpin lebih dari 50 orang pegawai dan yang menarik, hampir sebagian besarnya adalah kaum pria.


Indah YulianaIndah Yuliana Foto: Istimewa

"Di sini ada 28 mekanik, 5 tim home service, 8 service advisor, 4 frontman, SP 3 orang , washing 3 orang, ada juga bagian support gudang, dan additional technician ada 15," papar Indah.

Meski begitu, Indah mengaku memiliki trik yang ia bisa lakukan untuk memimpin para karyawan pria di ranah yang juga memang identik dengan sifat maskulin, yaitu bengkel mobil.

"Saya selalu punya cara berkomunikasi. Saya bilang kalau kita mempunyai kapasitas pekerjaan sendiri-sendiri. Saya menekankan bahwa kita punya porsi masing-masing. Saya katakan bahwa ada beberapa pekerjaan yang tidak tergantung gender," ucapnya.

Indah juga menambahkan bahwa baginya, yang paling penting adalah respect antara satu sama lain dalam tim. Ia mencoba menjelaskan pada para pegawai yang ia pimpin bahwa semua yang terlibat dalam pekerjaan memiliki skill tersendiri dan bisa sama-sama belajar antara satu dengan yang lain.

"Kalau saya disini memang lebih banyak manage. Jadi saya bilang ke mereka, kalau untuk customer, kalian bisa belajar dengan saya. Kalau masalah teknik, saya belajar dengan kalian. Kamu punya talent, saya juga punya talent, jadi sama-sama belajar. Di sini saya coba menanamkan respect," ungkap Indah.

(ddn/ddn)

Hide Ads