Keduanya ternyata ketagihan mengikuti turing seperti ini. Sebab, turing ini menorehkan pengalaman yang tidak terlupakan.
"Pengalamannya yang pasti asyik, seru, menantang dan menyenangkan. Ya naik motor bareng-bareng itu kebersamaannya ada aja, seru," kata Ayu.
Apalagi, Ayu juga suka saat memacu motornya dengan kecepatan yang memacu adrenalin. Hal itu menjadi tantangan tersendiri baginya.

Ayu dan Honda Scoopy
"Udah biasa kebut. Kalau ikut turing kan suka dipepet-pepet terus tuh, asyik aja ngebut. Tadi sempat sampai 90-100 km/jam," ujar Ayu.
Pengalaman yang tak terlupakan baginya adalah kebersamaan dan kekompakannya. Ditambah lagi dengan pelajaran safety riding yang bisa diambil dari turing kali ini.
"Safety ridingnya juga. Kita diajarin harus pakai safety gear," katanya.
Rani pun mengaku ketagihan ikut turing seperti ini. Mahasiswi yang pernah naik motor dari Yogyakarta menuju Madura itu mengaku, kegiatan turing bisa menambah persaudaraan.
"Ketagihan, karena yang pertama bisa nambah saudara, bisa menikmati wisatanya. Rasanya ada kebanggaan tersendiri aja gitu naik motor jalan-jalan, biasanya kan orang jalan-jalan naik mobil, naik kereta. Tapi kalau naik motor kita bisa menikmati perjalanan terus kalau pengen berhenti ya berhenti, mau foto, mau wisata ke mana," ucapnya.

Rani dan Honda Scoopy
Memang, Rani mengaku kerap merasa lelah. Namun, rasa lelah itu bisa terbayarkan saat dia tiba di tempat tujuan.
"Capek sih, cuman capeknya terbayarkan. Kayak kemarin ke Madura itu pas sampai Surabaya udah capek banget dan ditambah ngantuk. Tapi pas udah ngelewatin Jembatan Suramadu itu rasanya puas banget," akunya.
(Rangga Rahadiansyah/Dadan Kuswaraharja)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar