Menjadi SPG, terutama SPG Toyota, di era 90an adalah sebuah kebanggan. Bermula dari SPG, beragam pekerjaan di dapat. Bahkan jodoh pun di dapat.
General Manager Toyota Team Indonesia Memet Djumhana bercerita kalau dirinya menjadi salah satu orang yang dipercaya untuk melakukan seleksi pada calon Toyota Pretty di 1992.
"Untuk mencari kandidat, kita sampai masuk ke kampus-kampus pilihan. Iklan juga ke majalah. Ternyata, peminatnya sangat banyak. Yang melamar 2.500 lebih padahal yang dibutuhkan hanya 18 orang," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi dunia pendidikan juga harus tetap menjadi perhatian mereka. Bila ada Toyota Pretty yang nilai kuliahnya jelek, maka Toyota akan mengingatkan mereka untuk belajar lebih giat.
Seorang Toyota Pretty angkatan 1992 bernama Henny Rachmawati bercerita kalau bayaran dia ketika itu hanya Rp 125 ribu (per shift/per 5 jam). "Itu bayaran paling mahal saat itu," ujarnya.
"Dulu namanya masih Gaikindo, sekarang kan IIMS (Indonesia International Motor Show) ya. Dulu sepertinya masih elit, menengah ke atas yang datang. Sekarang kan siapa saja bisa masuk," ceritanya.
Ada 3 hal yang harus diperhatikan seorang Toyota Pretty. Selain beauty, kandidat Toyota Pretty harus lulus seleksi unsur behavior, dan brain yang ditetapkan Toyota.
"Jadi tidak hanya cantik, tapi harus tahu bagaimana bersikap, bagaimana berbicara, bagaimana sikap tubuh," timpal Lies Permana Lestari.
Bermula dari Toyota Pretty, banyak di antara angkatan 1992 ini yang berkembang. Menjadi None Jakarta, model, arsitek atau profesional menjadi lahan kerja setelahnya.
"Toyota mengajarkan kami bagaimana harus bersikap. Ini bekal yang sangat berguna ketika kami terjun ke dunia profesional," ujar Lies.
(syu/ddn)












































Komentar Terbanyak
Puluhan Motor Brebet Habis Isi Pertalite, Bahlil Bilang Begini
Tahun Depan Vietnam Larang Motor Bensin, Jepang Peringatkan Ancaman PHK
Kandasnya Mimpi Mobil Nasional dan Cita-cita Prabowo Bikin Mobil RI