Wanita Arab Siap Turun ke Jalanan Protes Larangan Mengemudi

Wanita Arab Siap Turun ke Jalanan Protes Larangan Mengemudi

- detikOto
Rabu, 16 Okt 2013 14:46 WIB
dok istimewa
Riyadh - Arab Saudi saat ini menjadi satu-satunya negara yang melarang keras wanita mengemudi mobil sendiri. Para wanita pun protes dan menganggap larangan yang sudah berlangsung puluhan tahun itu terlalu dibuat-buat. Kini, protes skala nasional pun siap mereka lakukan.

Para wanita di Arab Saudi kini berencana untuk turun ke jalan pada tanggal 26 Oktober mendatang sebagai protes terkait larangan berkendara oleh perempuan. Sebuah petisi online juga telah dibuat dan telah menarik lebih dari 15.700 tanda tangan sejak diluncurkan kurang dari empat minggu lalu, ternyata di antara pendukung petisi itu adalah pria.

Protes ini muncul setelah blogger wanita bernama Eman al-Nafjan menyerukan para wanita untuk menentang larangan mengemudi. Dia pun ditahan di Riyadh pada Kamis lalu.

Kontroversi juga muncul setelah seorang sheikh bernama Sheikh Salah al-Luhaydan mengatakan kalau mengemudi bagi wanita dapat mempengaruhi kesuburan.

"Ilmu fisiologis dan kedokteran fungsional mempelajari sisi ini (dan menemukan) bahwa secara otomatis (mengemudi bagi wanita) mempengaruhi indung telur dan sampai panggul," katanya.

"Inilah sebabnya mengapa kita menemukan wanita yang terus mengendarai mobil, anak-anak mereka lahir dengan kelainan klinis dengan berbagai derajat," tambahnya lagi

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Arab Saudi wanita memang tidak diperbolehkan mengemudi sendiri. Ketika bepergian pun para wanita Arab harus disertai suami atau kerabat pria terdekat. Para wanita yang tertangkap mengemudi sendiri di Arab Saudi bisa dipenjara atau bahkan dicambuk sebagai hukuman.

Pemegang otoritas di sana beranggapan kalau dengan mengizinkan wanita mengemudi maka dapat memprovokasi lonjakan prostitusi, pornografi, homoseksualitas dan perceraian.

Berbagai hukuman siap diberikan bila ada wanita yang mengemudi mobil sendiri. Pada tahun 2011, Shaima Jastaniya dijatuhi hukuman 10 cambukan setelah ditangkap mengemudi di Jeddah.

Pada Juni 2011, para aktivis perempuan Arab meluncurkan kampanye Women2Drive di jejaring sosial. Kampanye mereka, yang menyebar melalui Facebook dan Twitter, adalah aksi massa terbesar sejak November 1990, ketika 47 perempuan Saudi ditangkap dan dihukum setelah ditemukan berada di mobil.

Bahkan pernah ada wanita Arab yang menggugat pemerintah karena tidak berhasil mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) padahal sudah mencoba berulang kali untuk mengajukan permohonan SIM di departemen lalu lintas negeri itu.

Dukungan internasional pun terus berdatangan. Di 2011, sekelompok wanita di Ukraina bahkan sampai protes sambil topless, mereka rela berdemo dengan bertelanjang dada agar larangan mengemudi di Arab dicabut. Senator di AS pun mendukung perjuangan para wanita ini.

Menyambut Hari Wanita Internasional yang jatuh 8 Maret lalu, lembaga Institute of Advanced Motorists (IAM) di Inggris juga kembali menyuarakan dukungan agar wanita-wanita di Arab Saudi bisa menyetir sendiri karena itu dianggap sebagai hak asasi para wanita.

(syu/ddn)

Hide Ads