Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang diperlukan untuk bisa menekan dan memutus penyebaran virus Corona. Di saat bersamaan aturan tersebut juga membuat pelaku usaha mobil bekas 'menjerit', seperti yang dialami pelaku usaha di pusat penjualan mobil bekas WTC Mangga Dua.
"Pasar mobil bekas kami masih belum buka, karena sampai hari ini belum diumumkan PSBB akan diperpanjang atau tidak. Jadi kita masih menunggu PSBB karena kita warga yang patuh. Tidak colongan untuk tetap berjualan? Tidak bisa kita tidak boleh begitu," ujar Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto.
Herjanto menambahkan , saat ini banyak pedagang memilih menunggu kabar dari pemerintah kapan PSBB akan berakhir. Setelah dapat aba-aba dia memastikan aktivitas akan mulai berjalan lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami belum bisa jualan, ini katanya tanggal 5 Juni 2020 PSBB sudah bisa dibuka, tapi kata Pak Gubernur bilang itu halusinasi dan imajinasi. Kita mau bagaimana ini? Kita bingung yang rakyat kecil. Pemilik showroom mungkin tidak masalah, tapi bagaimana nasib tukang poles, montir-montir, tukang aksesori, biro jasa, tukang kantin semua gigit jari," kata Herjanto.
"Di WTC saja saya coba iseng-iseng hitung yang bekerja, jika ditambah dengan anggota keluarga, jika 1 keluarga ada 4 orang itu hampir 50 ribu orang lebih yang terkait (terdampak tidak memiliki pekerjaan-Red). Ya mau bagaimana? Kita susah menyuarakannya," Herjanto menambahkan.
Pasar mobil bekas Indonesia ikut babak belur terdampak virus corona. Meski harga sempat mengalami penurunan, namun angka penjualan tidak melonjak naik lantaran demand yang sangat rendah dari pasar.
Harga Mobil Bekas Nissan Terdampak COVID-19
Dalam pemberitaan detikOto sebelumnya, penjualan mobil bekas ikut berdampak pada brand asal Jepang Nissan yang dijelaskan owner Indigo Auto, Tangerang, Yudy Budiman, dengan tutupnya pabrik Nissan tidak serta merta mempengaruhi harga mobil Nissan di pasar mobil bekas. Jika memang ada penurunan, itu lebih kepada akibat dampak pandemi virus Corona.
"Menurut saya, kalaupun ada turun harga (mobil bekas Nissan), bukan karena (pabrik) Nissan tutup. Tapi karena ada COVID-19. Semua mobil bekas rata-rata turun 10 persen sampai 20 persen," kata Yudy, melalui sambungan telepon kepada detikOto, belum lama ini.
![]() |
Lanjut Yudy menambahkan, sejak dulu mobil bekas Nissan memang sudah dikenal dengan harganya yang jatuh. Penyebabnya karena biaya perawatan yang mahal dan servis yang sulit.
"Biaya servis Nissan bisa 150 persen sampai 200 persen lebih mahal dari merek mobil Jepang lain. Makanya orang agak takut (ngambil merek ini)," jelas Yudy.
Baca juga: Siasat Lelang Mobil di Tengah Pandemi |
Yudy mencontohkan model Nissan Serena varian Highway Star (HWS) yang banderol barunya di angka Rp 400 juta lebih. Namun saat dijual kembali, harga MPV ini hanya dikisaran Rp 200 jutaan.
"Jadi image dari dulu (harga Nissan jatuh) memang betul. Contoh Serena HWS 2017 itu barunya di angka Rp 420 juta, sekarang sekennya cuma Rp 245 juta," ungkap Yudy.
"Kalau kita compare sama Innova G matic diesel, itu harga barunya kurang lebih Rp 330 juta-340 jutaan. Tapi saat dijual kembali unit bekasnya, harganya masih di angka Rp 250-260 juta. Berarti depresiasinya (Nissan) lebih banyak," tukasnya.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?