Mereka yang Terpaksa Nekat Pulang Kampung Saat Larangan Mudik

Mereka yang Terpaksa Nekat Pulang Kampung Saat Larangan Mudik

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 27 Mei 2020 12:21 WIB
Calon pemudik yang terjaring razia penyekatan berjalan menaiki bus yang akan membawa mereka ke Terminal Pulogebang, Jakarta, di Pintu Tol Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5/2020). Calon pemudik yang terjaring razia penyekatan oleh Polda Metro Jaya tersebut dibawa ke terminal Pulogebang untuk kemudian diarahkan kembali menuju Jakarta. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Pemudik terjaring razia di pos penyekatan. Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Jakarta -

Pemerintah telah melarang masyarakat mudik di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Berbagai cara dilakukan untuk mencegah masyarakat mudik, mulai dari menyekat pemudik di beberapa titik hingga membatasi transportasi umum.

Namun ternyata masih banyak masyarakat yang lolos penyekatan hingga sampai ke kampung halamannya. Menurut Pengamat transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyaratakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, masih banyak warga yang nekat untuk mudik dan berusaha untuk mencapai tujuannya. Menurut informasi dari Dinas Perhubungan Jawa Tengah, sebanyak 897.713 orang mudik telah memasuki Jawa Tengah.

"Dari sejumlah itu, mayoritas pemudik datang menggunakan moda angkutan jalan raya. Sejak tanggal 26 Maret 2020 hingga tanggal 23 Mei 2020, sebanyak 643.243 pemudik diperkirakan telah memasuki wilayah Provinsi Jawa Tengah. Dari total 643.243 pemudik itu sebanyak 406.920 orang atau 63 persen menggunakan moda angkutan jalan. Kemudian menyusul kereta api 176.749 orang atau 28 persen, lalu pesawat udara 52.275 orang atau 8 persen dan kapal laut 7.299 orang atau satu persen," sebut Djoko dalam pernyataannya yang diterima detikOto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Djoko, Jawa Tengah merupakan tujuan pemudik paling tinggi. Jika dibandingkan data pemudik ke Jawa Tengah tahun lalu sebanyak 5,6 juta orang, maka sudah sekitar 14 persen yang mudik ke Jawa Tengah hingga 23 Mei 2020.

"Sementara itu yang menjadi lokasi paling banyak menjadi tujuan pemudik, yaitu Kabupaten Brebes 103.516 orang, Kabupaten Pemalang 97.009 orang, Kabupaten Banyumas 73.468 orang, Kabupaten Cilacap 65.738 orang, Kabupaten Tegal 60.228 orang dan Kabupaten Wonogiri 56.333 orang," katanya.

ADVERTISEMENT

Djoko menyebut, mereka yang terpaksa mudik didominasi oleh kelompok masyarakat yang bekerja di sektor informal berpenghasilan harian. Tabungan yang semakin menipis, sementara tempat mata pencaharian belum menunjukkan aktivitas nyata memaksa mereka pulang kampung.

"Alasan pemudik yang datang ke Jawa Tengah sebesar 897.713 orang, terbanyak karena usaha sepi, yakni 399.812 orang (45 persen). Berikutnya, alasan lain-lain 263.459 orang (29 persen) dan alasan pemutusan hubungan kerja (PHK) 234.442 orang (26 persen)," ucap Djoko.

Disebutkan, aparat kepolisian telah semaksimal mungkin melakukan penyekatan di jalan raya untuk mencegah warga yang mudik menggunakan kendaraan bermotor. Tapi, ikhtiar warga untuk memaksa mudik tidak bisa dibendung. Beragam cara dilakukan untuk bisa pulang kampung, seperti lewat jalur tikus.

Kini, masyarakat yang sudah terlanjur mudik bakal kesulitan kembali ke Jakarta. Tanpa mengantongi surat izin keluar-masuk (SIKM), pemudik akan ditolak masuk Jakarta. Beberapa titik penyekatan arus balik telah didirikan.




(rgr/rip)

Hide Ads