Di saat penjualan sedang lesu, PT Toyota Astra Motor (TAM) malah menaikkan harga mobilnya. Beberapa mobil Toyota terpantau naik harga. Selisih harga baru dan harga lamanya bervariasi mulai dari Rp 1 juta.
Tapi, apakah tepat menaikkan harga di saat permintaan mobil dari konsumen sedang lesu?
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi mengatakan, pihaknya sudah menimbang-timbang soal kenaikan harga ini. Faktor biaya produksi hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi alasan kenaikan harga mobil tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kenaikan harganya antara lain Toyota Calya naik Rp 1 juta, Toyota Avanza naik Rp 2 juta, Toyota Kijang Innova dan Toyota Rush Rp 2,5 juta, serta beberapa mobil Toyota lainnya yang juga naik harga.
Anton bilang, pihaknya sudah memikirkan kenaikan harga ini agar jangan sampai penjualannya malah semakin turun. Namun, ia memang memperkirakan ada dampak terhadap angka penjualan dari kenaikan harga mobil tersebut.
"Kalau kenaikan (harga) itu kita sudah perhatikan supaya jangan sampai membuat demand-nya menurun secara drastis. Kalau dibilang impact pasti ada impact, tapi kalau impact-nya besar saya rasa nggak ya. Karena kalau impact-nya besar market share Toyota harusnya turun ya, bukannya naik," kata Anton dalam kesempatan video conference bersama wartawan, kemarin.
Diberitakan sebelumnya, pada bulan April, penjualan mobil secara retail (dari dealer ke konsumen) Toyota hanya 8.443 unit. Padahal, pada Maret 2020, Toyota berhasil menjual 17.787 unit mobil baru. Artinya, ada penurunan sebesar 52,5% penjualan pada bulan April dibanding bulan sebelumnya.
Namun, pangsa pasar Toyota pada April 2020 mencapai 34,4% dari total penjualan mobil semua merek pada April 2020 sebanyak 24.276 unit, menurut Anton yang mengutip data Gaikindo.
"Kalau dibanding dulu-dulu kan market share (pangsa pasar) kita di 30 persen-31 persen gitu ya, jadi ini peningkatan cukup tinggi," ujarnya.
Menurut Anton, pihaknya berharap kenaikan harga mobil tidak membuat penjualan mobil makin anjlok. Kata dia, melihat hasil penjualan pada April 2020, penerimaan dari konsumen masih cukup baik.
"Di bulan Mei ini mudah-mudahan market share kita masih cukup kuat. Cuma memang yang nggak bisa kita kontrol marketnya yang mengalami penurunan yang cukup dalam," katanya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?