Tanpa adanya tatap muka, ternyata transaksi jual beli mobil masih dapat diproses secara online. Hal ini mulai diadaptasi oleh sejumlah merek dunia bahkan Indonesia demi menjaga dapur tetap berasap.
Namun, tak bisa dimungkiri keberhasilan transaksi konsumen kendaraan tidak lepas dari keahlian para wiraniaga atau sales di baris depan penjualan ritel.
Masa depan profesi ini pun kerap dipertanyakan saat industri otomotif berevolusi ke ranah digital. Penjualan dan pembelian mobil yang dapat dilaksanakan tanpa tatap muka atau pertemuan langsung mengancam lapangan pekerjaan ini. Benarkah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kehadiran wiraniaga sebenarnya tetap dibutuhkan menurut saya sampai hari ini. Di beberapa negara maju pun wiraniaganya tetap ada karena pelanggan ini hanya bisa dijawab oleh wiraniaga untuk membantu memilih kendaraannya," tanggap Co Founder & Director Of arista-group.co.id, Ali Hanafiah dalam konferensi video bersama media, Senin (27/4/2020).
Ali menyadari berdasarkan pengalamannya memulai karier sebagai wiraniaga, mobil masih termasuk sebagai kebutuhan tersier di Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan peran wiraniaga dalam menjelaskan produk dan cara pembelian yang baik.
"Berdasarkan pengalaman saya karena saya sudah 28 tahun berbisnis di otomotif dan saya juga memulai karir saya sebagai wiraniaga, saya tahu persis untuk mobil di Indonesia merupakan barang yang mewah. Banyak sekali kondisi dan variasi yang perlu dikomunikasikan secara langsung. Tidak bisa tuntas hanya lewat online," papar Ali.
Kendati begitu Ali juga tidak menghindari adanya perkembangan zaman dan mau tidak mau bisnis harus menyesuaikan. Untuk masalah informasi kendaraan misalnya, calon konsumen sudah bisa mengaksesnya dari berbagai sumber saat ini.
"Hanya mungkin bedanya adalah interaksi dengan wiraniaga tidak sebanyak waktu dulu. Kalau dulu pelanggan hanya bergantung pada wiraniaga dan bertanya, sekarang beberapa pertanyaan mereka bisa dibantu dan dijawab lewat online. Tapi dalam pemilihan proses penyerahan, penjelasan kalkulasi kredit yang lebih detail dan lain sebagainya tetap dibutuhkan tenaga wiraniaga," ungkapnya.
Ali menyimpulkan bahwa modernisasi penjualan mobil ke arah digital ini tidak akan membunuh profesi wiraniaga. Apalagi jika wiraniaga tersebut memang memiliki keterampilan yang sangat baik dan paham bagaimana cara beradaptasi.
"Saya pikir ini tidak akan mengancam profesi wiraniaga secara umum. Wiraniga yang profesional bisa bekerja dengan penuh integritas, punya pengetahuan yang baik tentunya akan tetap terpakai jadi itu tidak ada masalah antara profesi wiraniaga dengan sistem penjualan mobil online," tukasnya.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah