Kepada CNBC Indonesia, Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara, menjelaskan ada sederet faktor yang membuat penjualan mobil di dalam negeri lesu. Salah satunya adalah perhelatan Pemilu 2019.
"Pilpres yang dilakukan di bulan April itu berdampak pada adanya wait and see dari calon konsumen," katanya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga komoditi juga menurun, terutama dari sawit dan sebagainya. Di antara itu ada Lebaran yang menyebabkan hari kerja menurun tinggal setengah bulan," lanjutnya.
Kelesuan terparah, menurut Kukuh, terjadi pada semester pertama 2019. Pada semester kedua 2019, ada angin segar bagi industri otomotif seiring berlangsungnya ajang bertajuk Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di pengujung Juli.
Sejak saat itu, dia mengklaim terus terjadi peningkatan yang terakumulasi sampai akhir Desember 2019. Peningkatan di semester kedua itu membuat data penjualan yang tadinya nyaris tanpa harapan, menjadi lebih baik.
"Alhamdulillah itu terus berlanjut peningkatannya sampai di Desember tahun lalu. Sehingga walaupun ada penurunan total setelah 1 tahun, ada recovery dari Agustus sampai Desember," kata Kukuh.
Halaman 2 dari 2
Simak Video "Video 4 Pejabat Pemberi Izin Tambang Raja Ampat & Bantahan Isu Jokowi Terlibat"
[Gambas:Video 20detik]
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Segini Beda Penjualan Toyota Alphard vs Denza D9, Beda Jauh
Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik: Kenyataan Tak Seindah Klaim