Terutama dari sisi produksi komponen, menurut Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, kemampuan Indonesia baru sebatas menyuplai komponen untuk industri otomotif lokal.
"Perusahaan komponen di Indonesia itu mempunyai kendala, hanya bisa suplai ke domestik saja. Padahal sekarang zaman sudah berubah. Bukan lagi bicara produksi part untuk pasar lokal, tapi harus berpikir bagaimana jadi bagian dari global supply game," kata Kukuh di sela-sela press conference Taipei AMPA 2020, di Jakarta, Selasa (14/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kukuh, dengan potensi kapasitas produksi mobil sebesar 2,3 juta unit per tahun, Indonesia harusnya bisa menjadi pemasok suku cadang tingkat global. Untuk mencapai hal itu, maka diperlukan kerja sama dengan negara yang memiliki industri komponen mapan seperti Taiwan.
"Taiwan tidak memiliki pabrik otomotif yang ekspor ke luar. Tapi komponennya ke mana-mana, bahkan hingga ke Eropa dan AS," terang Kukuh.
"(Maka itu) Taiwan bisa melakukan investasi di sini. Supaya bisa suplai ke pasar domestik dan suplai ke global. Ini kolaborasi yang diharapkan," ujarnya lagi.
Sejalan dengan itu, Director of Taiwan Trade Center (Taitra) Tony Lin, juga memandang Indonesia sebagai mitra yang cocok untuk melakukan kerja sama ini. Sebab bisa menguntungkan kedua belah pihak.
Simak Video "Disubsidi Rp 70 Juta, Seberapa Laku Mobil Listrik?"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP