Sleman - Mercedes-Benz Club Banten menjadi klub mobil pertama di Indonesia yang berhasil melakukan touring ke 3 benua dan melintasi 49 negara dalam kurun waktu 1 setengah tahun. Touring itu bertujuan untuk membawa dan mengenalkan nama Indonesia ke penjuru dunia.
Salah satu anggota Mercedes-Benz Club Banten, Aminollah (37) mengatakan, ia memulai perjalanan bersama 6 rekannya sejak tanggal 20 Mei 2018 dan berakhir tanggal 26 Oktober 2019. Selama itu pula, ia melintasi 3 benua, yakni benua Asia, Eropa hingga Afrika.
Foto: Pradito Rida Pertana |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 20 Mei 2018 sampai 26 Oktober 2019 itu kita melintasi 49 negara dari 3 benua berbeda," ucapnya saat ditemui di Pelataran Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Sabtu (7/12/2019).
"Sebenarnya bisa lebih dari 49 (negara), tapi kami batal ke Libya karena faktor keamanan, Tunisia karena perang saudara, Mesir karena harus lewat negara-negara bermasalah dan Ukraina karena salah informasi terkait visa," imbuh pria yang kerap disapa Iip ini.
Lanjut pria murah senyum ini, selama perjalanan itu, ia bersama 6 rekannya memperoleh pengalaman yang sangat berharga. Khususnya saat menghadapi situasi di mana mobil yang dikendarai tengah mengalami masalah.
Foto: Pradito Rida Pertana |
Mengingat untuk menaklukkan puluhan ribu kilometer, ketujuh orang itu hanya menggunakan 2 unit mobil klasik. Adapun 2 mobil tersebut masing-masing Mercedes-Benz W123 E280 keluaran tahun 1983 dan Mercedes-Benz W463 G300 keluaran tahun 1995.
"Kalau mogok pasti, tapi semua bisa teratasi, karena komposisi tim kami ada mekanik, penulis, film maker, road manager. Jadi 7 orang ini punya tugas dan fungsinya masing-masing," ujarnya.
Ketujuh orang itu adalah Aminollah sebagai Team leader mengembara lintas dunia, Adi sebagai road manager, Darwin Nugraha sebagai film maker, istri Darwin yakni Elsa Laili sebagai penulis perjalanan dan anak laki-laki Darwin dan Elsa. Sedangkan 2 orang lagi adalah Syafril sebagai mekanik dan Restu sebagai asisten mekanik.
Foto: Pradito Rida Pertana |
Menurut Iip, permasalahan lain adalah mengenai regulasi saat memasuki sebuah negara. Di mana peran Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sangat diperlukan untuk membantu menyelesaikan masalah.
"Saya pikir harus ada peran Negara ya, karena untuk touring lintas negara seperti ini setidaknya perwakilan KBRI kita di luar (negeri) harus support, terutama masalah regulasi. Karena selain visa harus ada CPD (paspor kendaraan yang disebut Carnet de Passages en Douane), itu sebetulnya udah cukup," ucapnya.
"Tapi idealnya kita harus koordinasi dengan Kemenlu supaya kalau terjadi hal yang tidak diinginkan penangananya lebih cepat," sambung Iip.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah