Alasan RI Ngotot Harus Jadi Produsen Utama Baterai Kendaraan Listrik

Alasan RI Ngotot Harus Jadi Produsen Utama Baterai Kendaraan Listrik

Luthfi Anshori - detikOto
Kamis, 05 Des 2019 14:56 WIB
Ilustrasi baterai mobil listrik Foto: Jhoni Hutapea
Jakarta - Baterai merupakan unsur utama dalam sebuah kendaraan listrik. Maka itu, negara yang bisa mengembangkan dan memproduksi komponen baterai, bakal sangat diuntungkan dengan meluasnya penggunaan kendaraan listrik di seluruh dunia.

Hal itu pula yang mendorong minat Indonesia untuk memproduksi sendiri baterai kendaraan listrik secara lokal. Dikatakan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Imatap) Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar dunia.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"24 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia. Jadi kita itu produsen nikel terbesar di dunia," jelas Putu, dalam diskusi Kesiapan Industri Otomotif Menuju Era 4.0, di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Menurut Putu, nikel merupakan salah satu komponen pendukung utama dalam struktur baterai. "Kalau teknologi baterai sekarang itu ada yang kandungan nikelnya 33 persen sampai 75 persen dari baterai," lanjut Putu.



Tak hanya nikel, beberapa material lain juga bisa lahir dari proses pengolahan nikel.

"Di samping itu juga bisa menghasilkan dari (proses) hidrometalurgi ini tak hanya nikel, tapi juga cobalt, mangan, dan komponen lain untuk baterai. Sehingga kita akan memiliki pondasi yang sangat kuat untuk mengembangkan electric vehicle," ujar Putu.

Pemerintah Indonesia sendiri berencana membangun pabrik baterai di Morowali, Sulawesi Tengah dan di Pelabuhan Weda, Maluku Utara. Selain itu, disebut juga akan ada pembangunan pabrik baterai di Pulau Obi, Maluku Utara dan di Pomalaa, Sulawesi Selatan. Pembangunan keempat pabrik baterai tersebut akan melibatkan investasi dari luar negeri.


(lua/lth)

Hide Ads