Sayangnya di Indonesia belum ada perusahaan yang benar-benar memiliki kapabilitas untuk pengolahan tersebut. Sementara itu baterai harus didaur ulang di tempatnya demi menekan biaya pengiriman.
"Yang lama kita ambil kita akan recycle. Ada aturannya dan kita harus recycle. Harus di-recycle di Indonesia karena kalau dikirim biayanya mahal," kata Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy saat dijumpai di Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap mulai tumbuh perusahaan yang fokus pada pengolahan baterai lithium di Indonesia. "Kalau di Thailand sudah ada semacam pabrik recycle. Indonesia belum ada tapi kita harus memang harus bikin. Bukan Toyota, mungkin ada pihak swasta atau pihak ketiga yang membuat," kata Anton.
Meski belum ada yang menerima sisa baterai hybrid, bukan berarti Toyota tidak mengelolanya. Sementara ini sisa baterai hybrid mobil Toyota diserahkan pada perguruan tinggi. Di sana sisa baterai mobil hybrid dapat dimanfaatkan sebagai penyimpanan energi berskala kecil yang dapat ditampungnya.
"Kalau yang kita lakukan sekarang karena jumlahnya belum banyak kita kerjasama dengan universitas mereka pakai itu misal untuk simpan tenaga surya. Jadi solar panel bisa pakai baterai hybrid kemudian itu nanti bisa dipakai buat listrik," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Simak Video "Video GIIAS 2025: 'Toyota Corolla Betawi' Gaya Klasik Tapi Estetik"
[Gambas:Video 20detik]
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Dicari! 3 detikers Yang Mau Diajak Keliling Naik Helikopter!
Pelajaran dari Kasus Denza Sengaja Mundur Tabrakkan Mobil di Belakang
Spesifikasi Mobil Rp 5,1 Miliar di Garasi AHY