Senior Manager EV Operations Department Global EV Divison Nissan, Ryusuke Hayashi mengatakan di Jepang, mati listrik kerap terjadi karena faktor bencana alam yang sering terjadi seperti badai dan gempa. Dari situ, mobil bisa dipakai sumber pasokan listrik layaknya genset.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia mencontohkan sebuah Nissan Leaf yang punya kapasitas baterai 40 kilowatt per hour (kwh) dengan daya baterai full bisa menerangi listrik rumah dengan daya 1.300 watt sampai 27 jam.
Baca juga: Menjajal Mobil Listrik Terlaris Sejagat |
Simulasi hitungannya, kapasitas baterai Nissan Leaf 40 kwh setara dengan 40.000 watt. Namun, dikatakan Ryusuke, biasanya yang terpakai hanya 95% dari kapasitas penuh yakni 36.000 watt. Nah, 36.000 watt dibagikan daya listrik rumah 1.300 watt, jadi waktu yang dihasilkan sekitar 27 jam.
![]() |
"Tapi, di rumah pun tidak selalu 1.300 watt terpakai semua kan, jadi bisa lebih dari 27 jam," ujarnya.
Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan infrastruktur yang disebut bidirectional electric power system. Alat ini bisa mengecas mobil listrik juga mengambil energi dari mobil listrik untuk disuplai ke rumah. Di Jepang, harganya berkisar US$ 4.000 atau sekitar Rp 56 juta.
Baca juga: Nissan Tepis Isu 'Ceraikan' Datsun |
"Di Jepang sudah ada, kita bisa suplai ke rumah atau listrik ke gedung," tuturnya.
Dia mendemonstrasikan sistem kerja alat tersebut di tempat parkir kantornya. Ada 6 mobil listrik Nissan terparkir dengan bidirectional charger tadi. Bentuknya tak jauh berbeda dengan charger mobil listrik yang dikembangkan di Indonesia. Selain itu, ada controlling system yang berupa komputer untuk mengendalikan arus listrik tersebut, keluar atau masuk.
(zul/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!