Kendati gagal menjadi mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden, BMW memakluminya sebab citra yang dibangun BMW saat ini belum senada dengan orang-orang yang duduk di kursi pemerintahan.
Baca juga: Mobil Mewah Kedubes yang Masuk Gedung DPR |
"Untuk brand BMW lebih diasosiasikan bukan dengan pemerintahan," ujar Director of Communication BMW Group Indonesia, Jodie O'Tania di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara global itu kita lebih diposisikan sebagai kendaraan yang memang dipakai oleh orang-orang yang dipakai oleh influencer, artis, film-film hollywood, hotel chain, kalau di Indonesia kita bisa bilang opinion leader, jadi lebih ke arah sana, kita bukan positioning ke arah pemerintahan," kata Jodie.
Selain menyasar konsumen yang berbeda, Jodie menggambarkan diferensiasi produk BMW untuk membangun brand positioning, kebanyakan konsumennya adalah pengemudi yang ingin benar-benar mengendarai mobilnya sendiri atau tanpa sopir.
"BMW tergantung dari positioning, karena BMW itu share driving pleasure untuk mereka pemerintahan biasa mereka duduk di belakang, kalau untuk mereka influencer, memang leader mereka masih menikmati sensasi dibalik kemudi," kata Jodie.
"Setiap brand punya positioning masing-masing, ada di luar pemerintahan sangat dekat dengan brand tertentu dan itu sudah dibawa sejak dahulu kala, memang positioning-nya dari awal mobil kepresidenan sudah pasti brand tersebut," ungkap Jodie.
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?