Mobil Cantik Milik Sean Gelael, Dipakai Kalau Lagi Mudik

Mobil Cantik Milik Sean Gelael, Dipakai Kalau Lagi Mudik

Luthfi Anshori - detikOto
Kamis, 03 Okt 2019 17:40 WIB
Ford Mustang Sean Gelael Foto: Luthfi Anshori
Jakarta - Pebalap Formula 2 Sean Gelael memiliki mobil favorit yang akan selalu digunakan saat ia pulang ke Indonesia. Mobil favorit pebalap Prema Racing itu adalah Ford Mustang Fastback keluaran 1967.

Mobil ini sudah direstorasi oleh Gearhead Monkey Garage. Dan dikonversi menjadi Mustang Eleanor seperti yang bisa kita lihat di film Gone in Sixty Second yang dibintangi Nicolas Cage.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut builder Gearhead Monkey Garage Iman Afif Kusumo, mobil ini jadi pilihan utama Sean Gelael ketika berkendara di jalanan Indonesia.

"Ini mobil mainannya Sean di Indonesia. Jadi dia memang nggak main mobil Ferrari atau Lamborghini. Tapi selama di Indonesia, dia pakai mobil klasik tetapi keren," kata Iman, di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Iman, mobil ini dibuat sejak 2012 dan tuntas di tahun 2013. "Proses pengerjaannya selama 9 bulan, kalau sampai diserahkan ke konsumen, total jadi 11 bulan," terang Iman.

Lanjut Iman, mobil ini memang dibuat spesial untuk menyesuaikan konsumen yang profesinya pebalap. "Mesin ini full dimodifikasi untuk kebutuhan balap, Tenaganya sekitar 400 dk, dan kapasitas mesin 5.000 cc," kata Iman.

Ubahan lainnya, untuk suspensi sudah pakai coil over semuanya dengan 4-link system. Steering system sudah pakai rack and pinion, sementara yang aslinya masih pakai steering box. "Terus dari setir kiri, sudah kami convert ke setir kanan. Dan itu memang spesialisasi dari Gearhead Monkey Garage," lanjut Iman.

Menurut Iman, proses restorasi ini sudah mengubah secara signifikan tampilan Mustang 67 ke Eleanor.

"Sekitar 60 persen perubahannya, terutama di bodi luar. Bentuknya berubah, sebelumnya dari bahan yang ancur, mobil tua yang sudah busuk," ujarnya.

Dikatakan Iman, ada beberapa faktor yang membuat ia berani menggarap mobil tua busuk itu menjadi sebuah 'karya seni' bernilai tinggi.

"Karena mobil ini bersurat lengkap. Kalau mobil klasik kan paling penting basic-nya dulu. Untuk membangun mobil klasik, yang diutamakan adalah bodi, mesin, dan surat-surat. Tiga landasan itu yang membuat kami berani untuk melanjutkan. Kalau salah satu dari tiga hal itu enggak ada, ya pikir-pikir lagi deh," pungkasnya.


(lua/ddn)

Hide Ads