Seperti dikutip dari Autoevolution, Rabu (02/10/2019) disebutkan bahwa mobil listrik yang digunakan adalah Tesla S 2014 yang dibeli pada tahun 2018 seharga USD 61 ribu (atau sekitar Rp 846 jutaan). Kepolisian Amerika Serikat membelinya sebagai bagian dari percontohan untuk menekan emisi dan biaya bensin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hartman lantas memanggil rekan kepolisian lainnya untuk meminta pertolongan karena mobil listrik seharga hampir Rp 1 miliar itu kehabisan daya.
Juru Bicara Kepolisian, Geneva Bosques, mengatakan hal ini dikarenakan petugas piket sebelumnya lupa mengisi kembali baterai mobil listrik seperti biasanya. Hal ini membuat Hartman berasumsi bahwa ketika mobil digunakan baterai sudah penuh terisi.
"Tesla tidak sepenuhnya terisi pada awal shift, ini terjadi dari waktu ke waktu, bahkan di kendaraan kami yang menggunakan bahan bakar gas, jika mereka tidak mengisi saat pergantian shift," kata Bosques.
Lebih lanjut ia mengatakan atas insiden tersebut tidak akan mengubah program elektrifikasi kendaraan listrik sebagai mobil patroli.
"Insiden ini sama sekali tidak mengubah kita terhadap mobil listrik sebagai kendaraan patroli. Kami masih dalam enam bulan pertama percobaan (menggunakan mobil listrik)," kata Bosques.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah