Aksi demonstrasi sering kali diwarnai oleh aksi membakar ban. Sebaiknya demonstran tidak melakukan aksi bakar ban. Sebab, hal itu cukup berbahaya.
Mengutip situs BK Tyres, ban yang dibakar akan menghasilkan senyawa beracun. Ban dibuat lebih dari 200 bahan baku yang berbeda. Yang paling utama adalah karet, ban mobil penumpang biasanya mengandung sekitar 30 jenis karet sintetis dan 8 jenis karet natural. Banyak dari bahan kimia itu mudah terbakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ban melepaskan panas dalam jumlah yang cukup besar ketika dibakar. Ban yang dibakar menghasilkan bahan berbahaya, termasuk patrikulat, karbon monoksida, sulfur oksida (SOx), nitrogen oksida (NOx), volatile organic compounds (VOC), hidrokarbon aromatik polinuklear (PAH), dioksin, hidrogen klorida, hingga logam seperti kadmium, merkuri, kromium, dan vanadium.
Imbasnya bisa mempengaruhi masalah kesehatan. Ban yang dibakar disebut bisa menimbulkan penyakit jantung, masalah pernapasan, hingga kanker.
Mengutip laman Less Polution, membakar ban akan melepaskan polutan beracun yang berisiko juga untuk anak-anak. Ratusan polutan beracun timbul akibat ban yang terbakar serta sejumlah besar partikel kecil yang mengendap di paru-paru.
Anak-anak, janin, bayi menyusui, manula, penderita asma, individu yang tertekan kekebalan tubuh semuanya jauh lebih rentan terhadap polutan yang dilepaskan oleh ban yang terbakar. Partikel kecil yang dilepaskan dengan membakar ban memperburuk asma dan dapat menyebabkan penyakit jantung.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah