Direktur KPBB Ahmad Safrudin atau akrab disapa Puput menyebut kendaraan yang menghasilkan jumlah polutan tertinggi per hari adalah sepeda motor yakni motor 8.500 ton (44,53 %), disusul bus (21.43 %) 4.106 ton, mobil pribadi 2.712 ton (16,11%). Persentase tersebut mengandung zat-zat seperti PM, HC, CO, NOx, dan SOx.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang (ambang batas) yang diesel, lebih mengerikan lagi. Sulfurnya masih 2.500 ppm (part per million), CN48 solar yang disubsidi atau bahan bakar diesel. Bayangkan negara lain sudah beranjak ke 50 ppm bahkan Australia dan Singapura sudah 10 ppm," ujar Puput.
"Jadi jangan heran bus kota dan truk kita menjadi sumber pulotan di DKI Jakarta. Terutama untuk sulfur dioksida, kemudian partikel debu, dan hidrogen dioksida," jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut KBPP menghimbau Pemprov DKI Jakarta menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan. Khususnya bagi para pengguna mesin diesel baik bus ataupun kendaraan penumpang.
"Kalau solar, maka solar harus dengan kadar belerang maksimul 50 ppm. Sementara solar 48, kadar belerangnya masih 2.000 ppm masih sangat tinggi. Solar dexlite, kadar belerangnya 1.200 ppm, itu juga masih tinggi. Gunakan Pertadex yang standar Euro3 atau Pertadex HQ," jelas Puput.
(riar/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!