"Bahwa memang mau nggak mau kita harus menghadapi era di mana combustion engine akan habis. Namun harus ada transisinya," ujar Agus dalam seminar Forum Wartawan Otomotif (Forwot) dengan tajuk "Menuju Daya Saing Industri Otomotif 4.0 di Indonesia" di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"ICE harus diredam dikurangi, tetapi yang memproduksi ICE jangan kemudian ICE 'ah lo sudah gak kepake' nggak bisa itu ada transisinya dan itu yang tercermin dalam aturan itu," ucap Agus.
Bicara waktu transisi, Agus mengatakan semuanya tergantung dari kebutuhan pasar. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah kebijakan, menurutnya karena banyak pabrikan ICE di Tanah Air, aturan tidak serta merta hanya bisa dibuat oleh satu regulator saja.
"Diperlukan suatu policy yang betul-betul baik. Policy itu sendiri tidak boleh policy sektoral memang harus saling bantu tidak mungkin hanya Kementerian Perindustrian sendiri, ya jadi keluar PP ataupun itu harus merupakan suatu kesatuan yang bulat," ujar Agus.
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Momen Anies Baswedan Mau Isi BBM di SPBU Shell, tapi Stok Kosong
Ramai Ditolak SPBU Swasta, Apa Dampak Kandungan Etanol pada BBM untuk Mobil-Motor?
Indonesia Ribut BBM Etanol 3,5%, Toyota: Di Luar Negeri Sampai 85-100%