Era Robotic Makin Gencar di Otomotif, Nasib Pekerja?

Era Robotic Makin Gencar di Otomotif, Nasib Pekerja?

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 16 Agu 2019 08:36 WIB
Ilustrasi Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia
Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah mencanangkan revolusi industri 4.0 khususnya dalam manufaktur. Pengamat Otomotif Agus Tjahajana menyebut semakin majunya zaman, peran manusia dalam dunia otomotif semakin terbantu dengan peran teknologi, salah satunya robotic.

"Bila harus diproduksi lebih dari 500 unit kendaraan per hari (per pabrik), untuk menjamin kualitas yang sama hanya bisa dikerjakan oleh robot," ujar Agus dalam seminar Forum Wartawan Otomotif (Forwot) dengan tajuk "Menuju Daya Saing Industri Otomotif di Indonesia" di Jakarta.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini dibarengi dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pekerja di pabrikan otomotif. Ia menceritakan jika dahulu mobil Kijang masuk ke tanah air.

"Kalau zaman dulu, (bagian body) mobil Kijang diketok-ketok, sekarang sudah pakai mesin press, mau tidak mau, akan terjadi shifting," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Industri Otomotif Persatuan Insinyur Indonesia 2015 - 2018.

Ilustrasi pabrikIlustrasi pabrik Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia


Lebih lanjut dalam pemaparan, Agus menjelaskan di masa depan, proses pembuatan mobil akan diawasi oleh suatu sistem kontrol otomatis. Penggunaan integrasi data untuk memodifikasi proses pembuatan secara otomatis, akan menyebabkan value chain lama menjadi usang.

"Meskipun peran robot akan lebih otonom di pabrik mobil masa depan, peran pekerja akan terus diperlukan," ujar Agus.



Salah satu perusahaan robotic yang diklaim ramah dengan manusia adalah Universal Robots menyebut otomatisasi bisa membantu robot membantu mengurangi tekanan pada operasional harian industri manufaktur, sementara proses produksi dapat dilalukan dengan lebih cepat, lebih murah dan lebih akurat.

Selain pertimbangan finansial, peningkatan keterampilan karyawan juga merupakan elemen penting yang harus diutamakan. Robot kolaboratif atau cobot produknya, adalah generasi baru mobile robot yang lebih ringan dan lebih mobile yang dapat bekerja dengan aman berdampingan dengan pekerja manusia berkat kemajuan dalam teknologi sensor dan vision.



"Dari satu kasus dari konsumen universal robot di Indonesia yang tidak bisa disebutkan identitasnya. Mereka membeli dua robot untuk satu produk line, pada kenyataannya tidak ada sekali pengurangan tenaga kerja, produktivitas meningkat 30 persen. Secara row material lebih hemat," ujar GM Asia Tenggara dan Oceania Universal Robots, Sakari Kuikka dalam kesempatan yang sama.

Sementara Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan robotic memang tidak bisa terlepas dari industri otomotif di masa depan khususnya menyambut industri 4.0.

"Nampaknya sudah disinggung mengenai shifting robotic meningkatkan kualitas dan kuantitas. Namun dalam prosesnya tidak akan seketika pasti akan mengalami proses," kata Kukuh.


(riar/lth)

Hide Ads