"Bila harus diproduksi lebih dari 500 unit kendaraan per hari (per pabrik), untuk menjamin kualitas yang sama hanya bisa dikerjakan oleh robot," ujar Agus dalam seminar Forum Wartawan Otomotif (Forwot) dengan tajuk "Menuju Daya Saing Industri Otomotif di Indonesia" di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau zaman dulu, (bagian body) mobil Kijang diketok-ketok, sekarang sudah pakai mesin press, mau tidak mau, akan terjadi shifting," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Industri Otomotif Persatuan Insinyur Indonesia 2015 - 2018.
![]() |
Lebih lanjut dalam pemaparan, Agus menjelaskan di masa depan, proses pembuatan mobil akan diawasi oleh suatu sistem kontrol otomatis. Penggunaan integrasi data untuk memodifikasi proses pembuatan secara otomatis, akan menyebabkan value chain lama menjadi usang.
"Meskipun peran robot akan lebih otonom di pabrik mobil masa depan, peran pekerja akan terus diperlukan," ujar Agus.
Salah satu perusahaan robotic yang diklaim ramah dengan manusia adalah Universal Robots menyebut otomatisasi bisa membantu robot membantu mengurangi tekanan pada operasional harian industri manufaktur, sementara proses produksi dapat dilalukan dengan lebih cepat, lebih murah dan lebih akurat.
Selain pertimbangan finansial, peningkatan keterampilan karyawan juga merupakan elemen penting yang harus diutamakan. Robot kolaboratif atau cobot produknya, adalah generasi baru mobile robot yang lebih ringan dan lebih mobile yang dapat bekerja dengan aman berdampingan dengan pekerja manusia berkat kemajuan dalam teknologi sensor dan vision.
"Dari satu kasus dari konsumen universal robot di Indonesia yang tidak bisa disebutkan identitasnya. Mereka membeli dua robot untuk satu produk line, pada kenyataannya tidak ada sekali pengurangan tenaga kerja, produktivitas meningkat 30 persen. Secara row material lebih hemat," ujar GM Asia Tenggara dan Oceania Universal Robots, Sakari Kuikka dalam kesempatan yang sama.
Sementara Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan robotic memang tidak bisa terlepas dari industri otomotif di masa depan khususnya menyambut industri 4.0.
"Nampaknya sudah disinggung mengenai shifting robotic meningkatkan kualitas dan kuantitas. Namun dalam prosesnya tidak akan seketika pasti akan mengalami proses," kata Kukuh.
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?