Toyota Recall 60.000 Unit Rush, Konsumen Tanggapi dengan Positif

Toyota Recall 60.000 Unit Rush, Konsumen Tanggapi dengan Positif

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 15 Jul 2019 21:28 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - PT Toyota-Astra Motor mengumumkan penarikan 60.000 unit Low SUV Toyota Rush terkait airbag. Konsumen pun menyambut baik kebijakan tersebut, sebab artinya pabrikan mulai sadar akan tanggung jawabnya ketika produknya bermasalah.

"Ini merupakan terobosan. Ada perubahan sikap Toyota jadi lebih 'melek' untuk urusan safety. Biasanya kan mereka dulu lebih cuek dengan yang namanya recall," kata salah satu pengguna Toyota Rush, Oktavidal, kepada detikcom, Senin (15/7/2019).



Oktavidal mengaku dirinya langsung dihubungi oleh pihak diler, begitu berita recall airbag Toyota Rush dirilis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini tadi saya ditelepon langsung sama bapak kepala bengkel, di tempat saya beli (Rush) dulu. Dan mereka ternyata sedang meeting di TAM langsung, saat berita ini release," lanjut pria yang akrab disapa Oki.

Dijelaskan kepala bengkel tersebut sesuai penuturan Oki, ada satu unit yang terjadi insiden. Dan hal tersebut langsung direspons cepat pihak TAM, untuk kemudian dilakukan penggantian komponen ECU. "Jadi ya bagus sih," kata pria yang membesut Toyota Rush TRD Sportivo matic lansiran 2018 itu.



Meski Oki menanggapinya positif, ia meminta supaya pabrikan lebih ketat lagi dalam melakukan seleksi vendor-vendor penyedia komponen spare parts.

"Jadi supaya kendaraan yang dibangun itu kokoh solid dan tidak gampang rusak, yang bisa merugikan konsumen," terangnya.

"Serta mulai merespon atau meng-improve untuk keluhan lain yang sudah banyak beredar di kalangan pengguna, termasuk saya. Yaitu suara 'grokk' seperti ada knalpot kendor apabila mesin terbebani. Misalnya saat menanjak dengan putaran rendah. Ini harus ada follow up-nya," pungkas Oki.

Pengguna Rush lainnya, Reza, menyarankan Toyota memberikan pelayanan tambahan kepada pengguna Toyota Rush yang membawa mobilnya ke bengkel untuk perbaikan, misalnya service gratis ganti oli 4 liter.

"Kenapa harus ada benefit? Karena meluangkan waktu untuk service itu lumayan. Memang sih perbaikan komponen hanya '30 menit'. Tapi realitanya bisa 2 jam-an. Antre ini itu, ya pasti lama," ujarnya.





(lua/ddn)

Hide Ads