Hal ini tampaknya masih belum bisa ditunjukkan oleh merek China seperti Wuling dan DFSK. Wuling sudah mengaspal selama dua tahun dan DFSK satu tahun di segmen mobil penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang mobil China masih jarang di pasar mobil bekas banyak faktornya menurut saya. Apakah memang konsumen masih sangat menggunakan kendaraan sehingga belum ada niat untuk menjual kembali," kata pria yang disapa Arta ini saat ditemui di kantor pusat DFSK, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2019).
Selanjutnya tren masa kepemilikan kendaraan di Indonesia juga belum dicapai oleh merek China. Arta berpendapat bahwa rata-rata orang Indonesia menggunakan kendaraan selama 3-5 tahun sebelum menjualnya kembali. Dari rentang waktu itu juga lah ia memperkirakan mobil Cina baru akan ikut meramaikan pasar mobil bekas di Indonesia
"Di Indonesia juga tren kepemilikan kendaraan itu tiga sampai lima tahun. Ada juga 2 tahun tapi sangat jarang sekali. Jadi prediksinya mungkin tiga sampai lima tahun minimal (jual beli mobil bekas Cina). Kita tunggu tanggal mainnya," papar Arta.
Sebelumnya pun Arta mengunggulkan penawaran garansi 7 tahun sebagai pertimbangan penting yang dapat menjaga nilai jual mobil DFSK. Bahkan ia juga menegaskan garansi tidak hilang jika terjadi perpindahan kepemilikan.
"Untuk resale valuenya kita melengkapi dengan dukungan garansi 7 tahun sehingga saat mobil dijual tangan kedua masih memiliki garansi tersebut itu, nanti mekanisme pasar menentukan harga, depresiasi sebesar apa pasar yang menjawab," tutup Arta.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?